Aku berpikir bukan manusia jika kita tidak mempunyai sisi kelembutan, mahkluk halus itu benar adanya, dan yang halus itu manusia.Â
Ada pun iblis diciptakan dari api, dan tidak mengenali sifat kehalusan dan lemah lembut.Â
Wabah covid-19 mendorong jemari-jemari untuk menulis beberapa bait untuk mengenang apa yang terjadi saat ini dan mungkin kelak tulisan ini masih bisa dibaca oleh anak-anakku dan keturunanku. Aku teringat pesan Pramoedya Ananta Toer  "menulislah, karena menulis adalah bekerja untuk keabadian" sebagai gambaran, aku pasti akan mati tapi tulisan ini mungkin akan abadi jika itu baik dan menjadi amalanku.
Untuk pahlawanku tim medis
kalian bukan hanya pahlawanku, tapi seluruh penduduk dunia bersaksi bahwa kalianlah orang-orang terbaik yang dipilih oleh Tuhan.
Aku dan seluruh dunia berdoa untuk kalian.
Aku tidak bisa membayangkan meninggalkan keluarga di rumah demi tugas mulia ini. Aku dan seluruh penduduk bumi salut dan bangga pada kalian. Aku berpesan untuk semua "tetaplah menjadi orang-orang baik, karena Tuhan selalu mempunyai kejutan"
Aku, kamu dan kita yang belum bisa ada di rumah
Baik itu tugas dan pekerjaan kita yang mengharuskan kita untuk tetap bekerja di luar rumah. Tetaplah sabar dan ikhlas pada keadaan hari ini. Aku tahu rasanya menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk keluarga, aku tahu ibu yang seharusnya mengurusi suami dan anaknya. Aku hanya mengingatkan "Tuhan tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuan yang kita miliki" Â (Q.s 2: ayat 286) jika hari ini terlihat berat, memang demikian. Karena Tuhan memilih kita semua dan kita pasti bisa melalui ini semua.
Untuk kalian yang di rumah
Kalian adalah orang-orang baik, dan mempunyai hati yang lembut, kalian sudah melakukan hal yang benar untuk keluarga kalian yang sedang bertugas/bekerja untuk kalian. Tetaplah berdoa, sabar dan tetap ikhlas. Karena disetiap ada kesulitan pasti ada kemudahan (Q.S 94: 5-6)Â
Akhirnya itu terbuka
Aku pernah melihat penulis terkenal Fiersa Besari pernah menulis dalam sosial media miliknya ia menulis " dulu kukira, untuk mengetahui sifat manusia yang sebenarnya kita harus membawanya ke gunung. Ternyata tidak. Manusia mulai menampakan warna sesungguhnya ketika terancam wabah"
Caption yang mengandung sarat akan gambaran manusia-manusia saat ini.Â
Harapan dan pelajaran
seluruh penduduk bumi berharap wabah ini segera usai. Berharap bumi akan pulih kembali.
Manusia bisa belajar memperbaiki diri dan  semesta pasti memberi. Syukur adalah kunci ketika kita masih diberi kesehatan, kesejahteraan, keluarga, anak-anak, sahabat-sahabat baik. Bahkan ketika sakitpun kita harus bersyukur Karena Tuhan memberikan kita kesempatan untuk meminta ampunanNya. Jika sebelumnya kita belum sempat bersyukur melangkah ke tempat beribadah tanpa ada rasa takut maka hari ini kita merindukan langkah itu untuk beribadah kepadaNya. Hari ini kita bisa bernafas, malihat dan berbicara adalah nikmat Tuhan yang mungkin kita abaikan selama ini, bersyukurlah karena Tuhan akan menambahkan nikmat-Nya. Serta berdoalah karena dengan doa Tuhan akan menjawab semua yang kita rindukan.Â
Jakarta, 4 April 2020
Nuryayan AS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H