Setiap anak/manusia jika dilihat dari fase perkembangannya pasti memiliki perbedaan. Sebagai guru,orang tua,saudara dan kerabat harus bisa memahami dan menangani jika dalam perkembangan anak memiliki hambatan, ABK bukan selalu sebutan bagi anak yang kekurangan fisik/IQ (kasarnya orang berpikir ABK itu cacat dan idiot), ABK bukan anak yang selalu membutuhkan benda dan ABK bisa saja anak yang berprestasi dalam akademik maupun non akademik.Â
Jadi, siapa itu ABK yang dimaksud? ABK adalah seseorang yang merasakan kekurangan dalam diri seperti kurang dalam emosional, kurang dalam penglihatan dll.Â
Orang yang kita anggap normal bisa saja dia harus memiliki perhatian, dukungan dan penanganan maka, perlu kebutuhan khusus. Ada kategori Ringan ataupun berat karena manusia diciptakan bukan sebagai makhluk yang sempurna.
Di dalam konteks Pendidikan inklusif di Indonesia, digunakan istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau siswa dengan disabilitas. Saat ini tengah terjadi pergeseran pendekatan pendidikan inklusif dari pendekatan medis (ketunaan) ke pendekatan fungsionalitas belajar.Â
Oleh karenanya, dikenal pula istilah siswa dengan kesulitan fungsional belajar. Secara esensi, istilah ini memiliki arti yang sama dengan ABK atau siswa dengan disabilitas.
Adapun Siswa dengan kesulitan fungsional belajar disebut ABK sebagai berikut :
1. Kesulitan Penglihatan: Kesulitan mata untuk melihat sesuatu dengan jelas, seperti wajah orang, objek, tulisan atau gambar di papan tulis atau buku baik ketika menggunakan kacamata/lensa kotak atau tidak.
2. Kesulitan Pendengaran: Kesulitan telinga untuk mendengarkan berbagai macam suara, temasuk suara manusia, musik baik dengan atau tanpa alat bantu pendengaran.
3. Kesulitan Motorik Kasar: Kesulitan siswa/i untuk melakukan gerakan fisik yang membutuhkan peran otot utama pada tubuh seperti tangan, kaki, batang tubuh. Kegiatan motorik kasar termasuk keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh seperti merangkak, jalan dan berlari.
4. Kesulitan Motorik Halus: Kesulitas fungsional gerak dan koordinasi jari adalah kesulitan siswa/i dalam menggunakan tangan dan jari untuk pekerjaan atau tugas yang membutuhkan ketelitian, seperti menulis, menggambar, memegang pensil, mengambil benda kecil atau mengancing baju.
5. Kesulitan Berbicara: Kesulitan siswa/i untuk berbicara dan dipahami dengan jelas dengan bahasa yang paling lazim/familiar digunakan.