Pagi yang sejuk. Serasa menggugah inspirasi dan kreatifitasku untuk bangun kembali dari tidur malam yang panjang. tak bisa dipungkiri di pagi hari otak terasa sangat segar untuk di ajak berfikir. Begiti pula dengan diriku.
Pagi ini tiba- tiba aku berfikir bahwa hidup tak akan pernah maju tanpa di asah dengan pengetahuan dan pengalaman. Dan secara spontan saya putuskan untuk melakukan sebuah traveling atau perjalanan. Persiapan sudah selesai tinggal berangkat untuk memulai ekspedisi. Tak lupa ku panjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagiku berdoa sangat penting dan suatu kewajiban yang tak bisa di tinggalkan. Karena dengan doa Allah swt selalu membantu kita.
Perjalanan ini terasa begitu panjang. Padahal hanya kurang lebih empat jam lamanya. Sungguh suatu perjalanan yang melelahkan, menguras energi, pikiran dan juga emosi. Perjalanan yang begitu mengaduk- ngaduk idiologi. Perjalanan yang begitu banyak suka duka. Tetapi juga menjadi Perjalanan yang menggugah inspirasi. Perjalanan yang begitu eksotik. Perjalanan yang membuka pikiran dan pengetahuan yang tidur. Membuka mata dan telinga untuk melihat keadaan sekitar. Sehingga pengalaman sangat dibutuhkan disini. Dan pengetahuan juga sangat banyak di dapatkan disini.
Yakni perjalanan dari kota Yogyakarta menuju kota Semarang. Kota yang terkenal dengan kota tuanya ini memberi saya banyak pelajaran tentang arti sebuah kehidupan. Nilai dari sebuah keridhoan. Nilai dari sebuah kesabaran dan keikhlasan yang tiada batas. Nilai dari sebuah kesetiaan. Sungguh sangat luar biasa.
Di kota ini saya diajari arti sebuah kedisiplinan dan ketaatan. Baik kepada perintah sesama dan perintah Tuhan. Karena dimanapun kita berada Allah swt selalu mengawasi kita. Menghargai pendapat dan mampu menjadi pembicara maupun pendengar yang baik. Nilai dari sebuah keridhoan yang menyadarkan saya bahwa kehidupan yang kita bangun tidak akan pernah mulus dan lancar tanpa adanya keridhoan baik itu dari orang tua khususnya ibu dan dari Allah swt. Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, esok bahkan lusa.
Nilai dari sebuah kesabaran dan keiklasan. Pengalaman ini saya peroleh pada saat pergantiaan malam tahun baru. Tepat di kota semarang saya menikmati tahun baru. Malam yang gelap diiringi gerimis yang tiada akhir. Orang- orang berbondong- bonding menuju tempat yang biasanya ramai. Di simpang lima semarang. Terlihat banyak anak punk yang memilih kota ini sebagai tempat untuk merayakan pergantian tahun. Tak tahu apa alasannya. Yang jelas kota ini memiliki daya tarik yang tersembunyi.
Bagi sebagian orang Sahabat melebihi kekasihnya. Sahabat lebih setia dari seorang pacar. Kekagumanku terhadap sahabat baikku membuka pikiranku tentang arti sebuah kesetiaan. Kesetiaannya memberiku inspirasi akan hidup ini. Kehidupan tidak kekal dan membuka pikiranku bahwa sahabat sejati adalah Tuhanku. Sekilas diriku teringat dengan tulisan imam Al ghazali sang pengagum Francis Bacon, yakni seorang filsuf inggris. Ini dapat di lihat dari kata-kata yang di kutip nya Sesaat sebelum meninggal, beliau sempat mengucapkan kata yang diucapka oleh Prancis Bacon yaitu : “kuletakkan arwah ku di hadapan Allah dan tanamkanlah jasadku dilipatan bumi yang sunyi senyap. Namaku akan bangkit kembali menjadi sebutan dan buah bibir umat manusia dimasa yang akan datang”.
Dari kutipan diatas saya menyadari untuk selalu mendokumentasikan apapun kegiatan saya dalam sebuah tulisan. Tak peduli bagus jeleknya. Karena semua orang memiliki standart tulisan masing- masing. dan tidak semua orang juga bisa mencurahkan isi pikirannya kedalam sebuah tulisan. dan ini adalah sedikit pengalaman yang dapat saya torehkan melalui tulisan. wassalam !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H