Mohon tunggu...
NuryadinFadli
NuryadinFadli Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

senantiasa belajar menemukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pasangan Kita adalah Bestie Kita?

27 Oktober 2024   18:55 Diperbarui: 27 Oktober 2024   19:37 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam hal apapun, peranan niat sungguh sangat menentukan apakah sesuatu bisa dikerjakan dengan serius dan sampai tuntas. Jika niatnya serius, bagus, mantap, maka apa yang mau dia lakukan tentang suatu kegiatan, maka bisa dipastikan kegiatan itu akan dikerjakan sampai tuntas dan baik. Adapun jika niatnya setengah hati, maka bisa dipastikan kegiatan yang dilakukan denga niat setengah hati tidak akan selesai sampai tuntas atau dilakukan dengan tidak serius.

Dalam agama Islam tujuan menikah adalah dalam rangka ibadah, maka wajar jika dikatakan menikah adalah ibadah terpanjang. Bercanda dengan pasangan, ngobrol dengan pasangan, saling menggoda dengan pasangan adalah ibadah. Mendidik anak adalah ibadah, tentu mendidik dan merawat bersama sama, karena anaknya adalah anak bersama,maka mendidiknya juga harus bersama-sama. Menjaga anak bersama sama, mengajari anak juga bersama sama, tanpa ada penyudutan atau menyerahkan bahwa tugas mendidik anak adalah tugas ibu semata. Tugas mendidik juga adalah tugas seorang bapak yang saling kolaborasi untuk menghasilkan anak yang soleh, yang baik, bermanfaat untuk Bangsa dan negara. 

Maka sungguh aneh jika ada pasangan yang menikah, hidup bersama tapi masing-masing, tapi semua sibuk dengan hidupnya masing-masing. Lantas bagaimana baiknya supaya tidak merasa sendiri, merasa sepi dalam pernikahan? pasangan suami istri haruslah selalu bersama, banyak banyaklah kegiatan berdua, ciptakan kegiatan yang dilakukan bersama, liburan bersama, makan sesekali di luar bersama, masak di rumah bersama, karena setelah menikah BESTie kita adalah pasangan kita. 

Pasangan kita adalah besti kita. Ketika kita sakit, dia yang merawat kita. Sebaliknya saat dia sakit, kita yang merawat. Bahkan kata para ulama, kekurangan dalam diri kita, ditutupi oleh pasangan kita, demikian juga kekurangan pasangan kita, kita yang menutupi. Bahkan kalau boleh saya mengatakan peranan teman tidak bisa melebihi pasangan kita 

Setelah menikah prioritas pasangan menikah adalah pasangannya kemudian anak anaknya, bukanlagi teman temannya. Suami mencukupi kebutuhan istri, demikian juga istri mencukupi kebutuhan suami. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun