Pendidikan sampai kapanpun akan menjadi sebuah elemen yang sangat penting untuk kemajuan sebuah negara bangsa. Sudah terbukti di berbagai negara di belahan dunia manapun, bahwa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam sekalipun bisa menjadi negara yang maju dan disegani karena memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas akibat sistem pendidikan yang berkualitas. Banyak PR yang harus di kerjakan oleh menteri pendidikan baru terkait dengan tujuan ingin dicapainya Indonesia emas tahun 2045.Â
Minat pelajar Indonesia terhadap belajar sungguh rendah, terbukti dengan skor PISA yang senantiasa menempatkan Indonesia selalu berada di posisi negara paling bocet, paling akhir bahkan jika dibandingkan dengan negara ASEAN sekalipun yang seharusnya kita menjadi terdepan di ASEAN karena memiliki penduduk paling banyak diantara negara negara tetangga itu.
Bapak Jusuf Kalla dalam pidatonya beberapa waktu lalu yang sempat viral mengatakan bahwa Indonesia perlu kembali menerapkan Ujian Nasional untuk seluruh siswa ketika hendak pindah jenjang ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian beliau berkata, dengan adanya ujian Nasional yang menjadi syarat kelulusan, siswa dipaksa untuk belajar agar lulus. Karena dengan sistem siswa selalu lulus dan selalu naik kelas bagaimanapun keadaan siswa, ini menjadikan siswa tidak mau belajar. Ngapain juga belajar toh lulus juga, demikian kata sebagian siswa.Â
Memang yang penulis rasakan di sekolah, ada sebagian siswa yang berkata demikian, "tidak usah belajar sungguh sungguh, toh pada akhirnya kita akan selalu naik kelas dan selalu lulus." Dan mendengar ucapan murid yang demikian sungguh sedih hati saya, walaupun memang keadaannya demikian, keadaan yang mengharuskan semua siswa naik kelas atau lulus dengan berbagai cara.
Semoga dengan nahkoda baru di kementerian pendidikan khusus pendidikan tingkat menengah ke bawah, bisa menjadikan pendidikan di tingkat menengah semakin maju, anak anak mau belajar lagi walaupun harus dipaksaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H