Beberapa hari kemarin kita di hebohkan oleh oknum guru yang mencukur rambut siswi gara gara tidak memakai ciput atau kerudung bagian dalam. Â sebagai tenaga pengajar di sekolah, saya juga memandang bahwa hal itu adalah tindakan diluar kewajaran. tetapi diluar dari peristiwa tersebut, saya termasuk yang setuju bahwa anak sekolah harus meiliki rambut yang rapih, baik laki laki ataupun perempuan. dan tentunya ada standar dalam mencukur rambut yang standar itu sudah di musyawarahkan terlebih dahulu di kalangan guru guru. siswa harus memiliki rambut pendek dan rapih dan enak dipandang. bukan pendek yang membuat malu siswa tersebut. jadi di razia itu keharusan, tetapi di dalam mencukur rambut siswa tidak boleh sembarangan, tidak boleh mempermalukan, tetap harus sesuai standar kepatutan dan kerapihan.Â
sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah adalah tepat pendidikan, dimana anak di didik cara bagaimana memiliki sikap yang baik, karakter yang baik dan tentu berpenampilan yang bersih dan menarik dimata kebanyakan manusia indonesia sesuai standar budaya yang kita sepakati bersama. dan siswa kalau tidak ditertibkan rambutnya sesuai standar kerapihan dan kepatutan, tentu akan memiliki rambut yang bermacam macam panjangnya, maka perlu di standarkan. seperti halnya warna rambut, kalau tidak diatur ketat, maka dengan kreativitasnya pasti anak-anak mencat rambutnya menjadi merah, biru dan warna lainnya.
Demikian juga di beberapa perusahaan yang ada di indonesia lebih suka dengan karyawan (pria khususnya) yang berpenampilan rapih dengan salah satu indikatornya adalah memiliki rambut rapih. Â intinya adalah mencukur atau merazia rambut itu boleh asal sesuai dengan kepatutan dan standar yang sudah disepakati dan tidak mempermalukan siswa. dan semua itu tentu dalam rangka membentuk kepribadian dan karakter siswa yang baik. secara perkembangan psikologis, anak anak sekolah dari tingkat SMA ke bawah adalah masa dimana sedang mencari karakter dan butuh bimbingan orang tua dan guru. mereka butuh contoh, butuh teladan juga butuh pengarahan dari para guru dan orang tua. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H