Mohon tunggu...
NuryadinFadli
NuryadinFadli Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

senantiasa belajar menemukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Tidak Serius, Wisudanya Meriah

21 Juni 2023   23:04 Diperbarui: 21 Juni 2023   23:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin ini adalah sebuah kelucuan yang tidak lucu, belajarnya tidak serius, sering kali bolos, terlambat datang ke sekolah juga menjadi hal biasa, eh wisudanya malah meriah. Maka saya setuju dengan pernyataan netizen indonesia yang menginginkan kembalikan tradisi wisuda hanya untuk mahasiswa strata satu dan seterunya. Mengapa demikian,  karena memang para mahasiswa itu layak mendapatkan penghargaan yang meriah dengan diwisuda karena mereka telah serius mendalami satu ilmu sampai pada tingkat sarjana. Kalau hanya berpendidikan sampai tingkat SMA atau bahkan dibawahnya seperti SMP, SD bahkan TK, itu tidak perlu diwisuda apalagi pakai acara memakai toga segala seperti anak kuliahan. sungguh itu suatu hal yang menggelikan. 

lagi pula mahasiswa layak di wisuda karena mereka sudah mengakhiri pencapaian sebuah lembaga pendidikan tinggi dan setelah itu akan bekerja atau terjun di masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. sedangkan anak SMA ke bawah cukuplah acara perpisahan sederhana saja, memakai pakaian seragam sekolah atau seragam perpisahan juga tidak menjadi masalah yang penting tetap dalam kewajaran. toh mereka juga harus meneruskan jenjang ke pendidikan yang lebih tinggi lagi. 

yang lebih miris adalah sebagaimana yang saya ungkapkan diatas, wisudanya meriah, bahkan dengan biaya yang sangat tinggi dan dilaksanakan di hotel, tetapi belajarnya tidak serius, bolosan, tradisi nyontek yang sudah dianggap lumrah, sehingga secara kemampuan dibawah standar yang diharapkan oleh kurikulum dan sekolah akibat main main dalam menuntut ilmu. lebih mengutamakan pada sisi selebrasi atau perayaan kelulusan dengan ekspresi yang berlebihan padahal dia tidak memenuhi tuntutan kurikulum dengan baik di sekolahnya.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun