Selamat hari guru nasional buat para guru di indonesia. Terimakasih atas semua jasa para guru yang telah dengan tulus ikhlas mendidik dan membimbing serta mengarahkan anak-anak indonesia. Terimakasih atas kepedulian engkau para guru mendidik anak-anak negeri ini dan berharap negara ini di masa yang akan datang menjadi negara yang unggul dan hebat karena manusia-manusia hebat hasil didikan para guru.Â
Meskipun gajimu tidak seberapa, semoga itu tidak melemahkan semangat engkau para guru untuk memotivasi dan mendidik anak-anak demi masa depan mereka yang cerah dan masa depan negara ini yang unggul. Memang banyak juga guru-guru yang sejahtera, mereka mendapatkan sertifikasi guru, tetapi saya yakin bahwa masih jauh lebih banyak guru-guru yang ikhlas tetap mengajar meskipun digaji seadanya, semampunya sekolah, semampunya pihak yayasan penyelenggara sekolah.Â
Kita sering melihat di televisi, di media sosial banyak guru yang untuk membeli sepatu saja mereka kesusahan sehingga rela memakai sepatu seadanya yang sudah mulai lusuh dan bolong. Motor butut tetap mereka pelihara dengan baik untuk mengajar ke sekolah karena motor baru susah untuk dibeli mengingat gaji untuk kebutuhan sehari-haripun tidak cukup.Â
Makanya terkadang di lapangan, atau di masyarakat saya kerap kali bertemu dengan para guru senior, mereka sudah sepuh dan masih mengajar, Â dan bertanya kepada mereka tentang anak-anak mereka apakah anak mereka akan juga di dorong menjadi guru seperti mereka, banyak dari mereka menjawab bahwa cukup saya saja yang menjadi guru, karena gaji guru tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari apalagi untuk hidup cukup. Dan tidak ada cara lain tentunya kita hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk mensejahterakan para guru dengan berbagai mekanisme termasuk tadi salah satunya adalah sertifikasi guru, meskipun banyak juga guru-guru yang belum mendapatkan kesempatan untuk sertifikasi guru.Â
Mungkin gaji yang kecil juga yang mengurungkan sebagian anak-anak bangsa yang hebat dan memiliki kecerdasan luar biasa untuk mereka memutuskan kuliah di keguruan dan menjadi guru yang menginspirasi anak-anak didik, karena mereka tahu bahwa gaji guru itu kecil dan dibawah standar. Mereka lebih memilih jurusan mentereng yang jelas jelas secara masa depan lebih cerah, lebih menghasilkan uang banyak. Makanya mungkin itu juga salah satu faktor yang membuat pendidikan kita masih jalan di tempat, masih banyak orang orang pintar yang belum mau menjadi guru karena melihat gajinya yang tidak seberapa, gajinya yang miris bahkan jauh dibawah para karyawan pabrik. Gaji yang menurut kaum milenial jauh dari standar hidup layak di negara ini.Â
Sering saya mendengar kata-kata bahwa guru harus memiliki usaha sampingan, tetapi kata-kata ini tidak mudah dilaksanakan. mengapa tidak mudah dilaksanakan, pertama waktu mereka habis untuk kegiatan mengajar, membimbing dan menilai peserta didik. sangat sedikit orang yang bisa membagi waktu antara ngajar dan usaha sampingan, biasanya pilihannya dua, antara terus mengajar walaupun dengan nestapa gaji kecil, atau keluar dan meninggalkan dunia mengajar. Dan biasanya bila ada teman yang meminta pendapat kepada saya tentang apakah terus mengajar walau dengan gaji kecil atau berhenti jadi guru, saya selalu mengatakan kalau memang menjadi guru menjadi beban karena gaji kecil dan anak didik menjadi terbengkalai karena dia jarang masuk kelas untuk mengajar, lebih baik keluar dan pamit dari pekerjaan sebagai guru. Tentunya anak didik aman dari jam kosong dia, dan dia bisa mencari kehidupan yang lebih baik di bidang selain guru.Â
Kurikulum terus berganti setiap periode, hampir setiap ganti presiden ganti kurikulum dengan kurikulum yang baru. Kurikulum yang terbaru adalh revisi dari kurikulum sebelumnya, secara konsep bagus dan sangat bagus. akan tetapi tadi, kembali kepada bagaimana guru-guru di lapangan yang mengajar kurikulum di sekolah. banyak terjadi bias antara harapan yang diinginkan kurikulum dengan pelaksanaan dilapangan oleh guru guru. Mungkin semua itu kembali juga kepada kualitas guru dan kesejahteraan guru. saat diminta untuk menjalankan kurikulum dengan kualitas prima sementara kesejahteraan mereka jauh dari kata layak, disitulah terjadi kontradiksi. Tuntutan yang besar berbanding terbalik dengan hak yang diabaikan atau hak yang kurang dipenuhi dengan baik, yaitu gaji yang kecil.Â
Tetapi apapun itu, semoga para guru di indonesia sejahtera semua dan tetap semangat menginspirasi anak didik menjadi manusia yang cerdas dan berakhlakul karimah sesuai cita-cita manusia indonesia yang tertuang dalam undang undang dasar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H