Mohon tunggu...
NuryadinFadli
NuryadinFadli Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

senantiasa belajar menemukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cukai Rokok Naik, Mampukah Menekan Laju Pertumbuhan Perokok Anak?

17 November 2022   20:21 Diperbarui: 17 November 2022   20:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepanjang pengamatan penulis sebagai seorang guru di sekolah, salah satu prilaku yang paling mudah menular dan dilakukan oleh siswa baru terutama jenjang sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah yaitu perilaku merokok atau tumbuhnya perokok baru. 

Saat di sekolah dasar mereka adalah anak-anak yang lucu dan lugu, tetapi begitu masuk jenjang sekolah menengah pertama langsung tertular virus baru yaitu perilaku merokok. awalnya biasanya hanya satu dua orang yang memang sudah merokok sejak sekolah dasar, lalu prilaku itu ditularkan kepada teman-temannya saat ngumpul bareng waktu istirahat atau jam pulang sekolah di kantin sekitar sekolah. 

Berbeda halnya jika dengan kasus anak yang rajin belajar saat dia di sekolah dasar, kemudian naik jenjang ke sekolah menengah pertama, terjadi dua kemungkinan, apakah dia bisa menularkan semangat belajarnya kepada teman-temannya, atau malah tidak berdaya dan terbawa arus menjadi malas belajar. 

Adapun merokok itu sangat mudah ditularkan prilakunya, karena terkadang orang yang tidak merokok mendapat label "tidak jantan". Siswa yang merokok juga lebih bisa diterima dalam pergaulan diantara mereka dan lebih banyak temannya. Sehingga siswa yang tidak merokok akan merasa minder, dikucilkan, dan lama kelamaan jadilah dia perokok karena dipaksa lingkungan. 

Dan pastinya setiap tahun akan terjadi pertumbuhan perokok yang luar biasa, karena memang mereka ditularkan oleh teman sebaya mereka disamping itu mungkin dirumah juga mereka melihat bapaknya merokok juga, jadi susah untuk mengatakan tidak pada merokok kepada mereka. Misalkan guru di sekolah mengkampanyeukan bahaya merokok, sementara di rumah dia melihat bapaknya merokok dengan santai dan nikmat. 

Dan apakah dengan naiknya cukai rokok akan menghambat laju pertumbuhan perokok baru? menurut hemat penulis itu hal yang rasanya tidak mungkin. 

mengapa tidak mungkin, memang mungkin beberapa rokok dengan merek ternama akan mahal dan harganya diluar jangkauan anak-anak dengan adanya cukai rokok mahal, tetapi fakta dilapangan karena pangsa pasar yang begitu besar, artinya perokok makin banyak dan meminta rokok dengan harga murah, tentu produsen dengan berbagai cara akan memunculkan cara supaya rokok itu murah dengan merek yang beragam. 

Dan negara kita memang terkenal dengan aturan bebasnya merokok tidak mengenal usia, usia berapapun anak yang membeli rokok di warung itu tidak akan dipermasalahkan oleh pemilik warung. 

Maka dari itu upaya untuk menekan laju pertumbuhan perokok anak menurut hemat saya tidak lain adalah peran orang tua yang harus memberikan aturan ketat kepada anaknya untuk tidak merokok. 

Orang tua senantiasa mengawasi dan memperhatikan apakah anaknya sudah mulai belajar jadi perokok atau tidak. Disamping itu tentu guru-guru di sekolah membantu orang tua supaya menjaga anak didiknya untuk tidak merokok dengan berbagai macam edukasi. 

Tetapi memang semua itu tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan, apalagi jika orang tua siswa di rumah mencontohkan atau sering merokok di depan anak. entahlah??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun