Mohon tunggu...
Siti Nurwinda
Siti Nurwinda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sang pengkhayal yang di temani kejinggaan langit. sederhana dalam kesederhanaan. bebas adalah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyap Menyayat Bukan Hakikat

9 September 2014   02:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih tentang senyap

Jiwa lenyap

Dalam gelap

Tak tentu sikap

Bodoh kelas kakap

Hanya bisa bisu

Gigit kuku

Berpangku dagu

Tanpa alunan lagu

Bikin tambah lugu

Aku jadi dungu

Batin nak berontak

Mikir keras pada otak

Sampai-sampai kepala botak

Muka juga hampir kotak

Al hasil jadi katak

Aku

Terpaku

Kaku

Tak tahu

Tanpa gerutu

Di balik cerutu

Jadi tambah buntu

Untung tak sakit untu

Kejam

Bak rajam

Tambah jam

Semakin tajam

Menghujam

Jangan masih tanya mengapa

Sebab aku masih tak apa

Hanyalah aku sebagai pertapa

Senyap menyayat tetap menyapa

Walau tahu aku papa

Sebab senyap masih tak tahu diri

Selalu mengkebiri

Ingin menang sendiri

Ia iri

Pada diri

Yang bahagia mandiri

Aku tak suka senyap

Sebaiknya kau lenyap

Jangan lagi mengusik

Aku masih ingin asik

Minggatlah kau yang menyayat

Jangan sampai kau yang tersayat

Lalu kau jadi mayat

Aku tak sudi melayat

Karena kau bukan hikayat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun