Mohon tunggu...
Nurwinda Rahmawati
Nurwinda Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wind'19

Cintai tulisan, maka tulisan akan mencintaimu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberagaman Folklor di Kabupaten Karawang

18 April 2021   11:18 Diperbarui: 18 April 2021   11:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Folklor merupakan adat-istiadat tradisional yang dapat diwariskan secara turun-temurun akan tetapi hal ini tidak dibukukan (KBBI V). Folklor mempunyai tiga bentuk diantaranya, folklor lisan, folklor sebagian lisan dan folklor bukan lisan. "Apa sih folklor lisan itu?" Folklor lisan itu terdiri dari: bahasa rakyat, pertanyaan tradisional, nyanyian rakyat dan cerita rakyat. Sedangkan untuk folklor sebagian lisan (dilakukan secara lisan dan tindakan) yang mana folklor ini terdiri dari kepercayaan rakyat (tahayul) dan permainan rakyat. Dan untuk folklor yang terakhir yaitu folklor bukan lisan yang terdiri dari pakaian rakyat dan makanan rakyat.
Manfaat mempelajari folklor ini masyarakat dapat mengetahui keberagaman adat istiadat yang masih dilakukan khususnya di Kabupaten Karawang.

Folklor yang masih ada di Kabupaten Karawang sebagai berikut:
1. Kaulinan budak lembur (oray-orayan)
folklor ini termasuk kedalam jenis folklor sebagian lisan karena pelaku melaksanakan kegiatan ini dengan cara lisan (ucapan) dan tindakan (kedua penjaga torowongan saling memegang tangan) untuk teknis kegiatan ini, Semua peserta berjajar rapi lalu maju ke arah torowongan sambil menyanyikan lagu (ray-orayan luar-leor mapay sawah).

2. Nyamut
Folklor ini termasuk kedalam jenis folklor sebagian lisan Nama nyamut ini artinya membajak sawah (tindakan) menggunakan kerbau. Pembajakan sawah ini berbeda dengan pembajakan sawah lainnya pada zaman sekarang pembajak sawah disajikan dengan alat praktis yang mana kebutuhan alatnya menggunakan mesin dan solar. Uniknya folklor ini ada tembang nyamut yang berbunyi (lisan)" euy minder" artinya pembelokan arah pada kerbau, sedangkan "ngiseur" artinya posisi kerbau terlalu samping dan petani menyuruh kerbau pergi ketengah. Selanjutnya ada bunyi "euy" yang artinya berani dan terakhir "Kiya kiya kiya" artinya ayo ayo ayo.

3. Ki Urat
Folklor ini termasuk kedalam folklor bukan lisan karena Ki Urat ini merupakan salah satu makanan tradisional yang dipercayai oleh masyarakat karena khasiat yang dapat menurunkan rasa sakit dan penyakit asam urat. Teknis memasaknya, siapkan daun Ki Urat kemudian potong saja bagian akarnya, lalu rebus (akar) dengan air sampai mendidih setelah selesai, minuman tradisional siap diminum (setelah bangun tidur atau sebelum tidur) lakukan secara rutin.

Sebenarnya masih banyak folklor yang berada di Kabupaten Karawang. Semoga ketiga contoh ini dapat membantu rekan semua.

Salam perjuangan.

Baik, terima kasih untuk semuanya. Penjelasan folklor hari ini selesai. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam mengetik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun