Mohon tunggu...
Nurwendo Haricahyadi
Nurwendo Haricahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Anak Kolong Yang Gemar Menulis

1. Ketua DPP KNPI 1996-1999 2. Ketua PP Generasi Muda FKPPI 1998-2001 3. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Generasi Muda FKPPI 2008-2018 4. Anggota DPR/MPR RI 1997-2002 5. Dosen 1984-Sekarang 6. Penulis Buku 2020-Sekarang 7. Penulis Di UC We Media 2017-2020

Selanjutnya

Tutup

Politik

Slepet

23 Desember 2023   08:51 Diperbarui: 23 Desember 2023   08:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/288300813650508644/

Selamat pagi sobat, 

Istilah "Slepet" mendadak menjadi perbincantan ramai di media sosial setelah Gus Imin (Muhaimin Iskandar) berkali kali menyebutnya dalam acara debat calon Wakil Presiden semalam (Jum'at, 22/13/2023). 

 "Slepet itu seperti sarung yang saya bawa ini," ucap Gus Imin sambil memperagakan menyabet sarung yang dia bawa. 

"Di kalangan santri, sarung bisa membangunkan yang tidur, menggerakan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lalai," tambah Gus Imin. 

Istilah Slepet ini juga disampaikan Gus Imin untuk menghadirkan sosok kepemimpinan nasional yang ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyatnya. 

sumber : liputan6.com (22/12/2023).

Saya ingat, kata Slepet ini merupakan ucapan yang kerap dilontarkan semasa saya masih kecil di tahun 70-an dan biasanya diucapkan untuk menakut nakuti teman sebaya dengan menggunakan alat ketapel. 

Namun terkadang bukan sekedar nakut nakuti bila teman sebaya masih "melawan" maka ketapel pun bisa beraksi untuk men-slepet teman sebayanya.

Kini kata Slepet kembali ditenarkan oleh Gus Imin dan didengar oleh jutaan rakyat Indonesia yang menyaksikan acara debat calon Wakil Presiden semalam

Menurut saya, apabila istilah Slepet ini diterapkan dalam gaya kepemimpinan maka hal ini merupakan wujud dari kepemimpinan yang senantiasa bersikap tegas dan tanpa pandang bulu dalam koridor hukum yang berlaku untuk siapapun yang masih berani melakukan perilaku buruk di pemerintahan seperti korupsi dan kolusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun