Sumber gambar: Dokumen pribadiÂ
Seorang pelapak online langganan saya memberikan sebuah bongkahan kecil batu Bau Bau berwarna putih susu tembus cahaya pada tanggal 21 Juli 2016.Â
Batu Bau Bau asal Buton Sulawesi Tenggara tersebut berjenis giok sehingga kerap disebut sebagai batu
Giok Bau Bau.
Beberapa waktu kemudian, bongkahan batu Giok Bau Bau yang hanya bisa dibuat batu
cincin berukuran kecil, saya bawa ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar
Depok. Edo sang pengrajin sudah saya kontak lebih dahulu sehingga dia sudah
menunggu saya di kiosnya.
Edo segera meng-GOSPOL bongkahan batu Giok Bau Bau untuk menjadi sebuah batu
cincin berdimensi 18 mm x 15 mm dan sekitar satu jam kemudian, Edo sudah
menyelesaikan pekerjaannya.
Batu cincin Giok Bau Bau terlihat putih mengkilap setelah di GOSPOL.
Batu Giok Bau Bau mengandung Quartzite atau Kuarsit yang terbentuk melalui proses pemanasan dan tekanan dari lempeng tektonik. Kuarsit natural umumnya berwarna
putih, putih susu, abu-abu, kuning, hijau, biru dan oranye yang merupakan bentuk dari
kotoran senyawa mineral lainnya.
Selain mengandung kuarsit, batu Giok Bau Bau juga memiliki kandungan mineral kuarsa (Quartz). Quartz adalah mineral yang paling sering ditemui dalam ragam batu akik di Indonesia. Kandungan mineral tersebut yang mempengaruhi bentuk kristal dari batu Giok Bau Bau atau bisa disebut tembus cahaya.
Batu Giok Bau Bau ini mempunyai kekerasan skala 6 -- 6.5 Mohs dan mempunyai ciri khas yaitu berwarna putih dan sudah mengkristal dan ada yang tidak mengkristal.
 Kemudian bila disenter atau diberi sinar akan memancarkan warna semu hijau atau kehijauan seperti batu Giok.