Sebagai pengabdi korporasi, kami masih belum mampu menyuarakan jerit akan pahitnya hidup. Segala macam cara dilakukan agar mampu sedikit menambah manis, tak meninggalkan kewajiban tentunya. Kami tidak ingin menjadi pribadi yang tidak tahu terima kasih yang dengan seenaknya memperlakukan tanggung jawab. Ada moral berbicara katanya.Â
Namun ketika kesempatan itu datang, dengan "adab" yang selalu kami junjung tinggi, korporasilah yang berperan sebagai pengahalang. Apakah betul kami ini manusia merdeka? Seketika itu juga matematika berhitung. Dosa apa yang sudah kami lakukan sehingga belum pantas untuk sedikit bernafas?Â
Bernafas lega di belahan bumi yang berbeda, dapatkah kami kesempatan itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H