1. Observasi dan Peniruan: Pembelajaran terjadi melalui pengamatan terhadap orang lain (model), dan kemudian perilaku itu bisa ditiru atau diadaptasi.
2. Modeling: Individu yang menjadi model atau contoh bagi orang lain sangat mempengaruhi apakah perilaku tersebut akan ditiru atau tidak.
3.Pembelajaran tanpa penguatan langsung: Bandura menekankan bahwa seseorang bisa belajar meskipun tidak ada penguatan langsung. Misalnya, seorang anak dapat belajar perilaku baik atau buruk dari orang di sekitarnya meski mereka tidak menerima hadiah atau hukuman langsung.
4. Peran Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial, termasuk interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, memegang peranan penting dalam pembelajaran sosial.
3) Implementasi pada Anak SD
Pada anak-anak SD, teori belajar sosial Bandura dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan sehari-hari di sekolah. Berikut adalah beberapa cara implementasinya:
1. Penerapan Pembelajaran Berbasis Model: Guru atau orang dewasa bisa menjadi model dalam menunjukkan perilaku yang baik, seperti cara berinteraksi dengan teman, menyelesaikan tugas, atau berbicara dengan sopan. Anak-anak yang mengamati perilaku tersebut akan lebih cenderung meniru.
2. Pembelajaran Melalui Teman Sebaya: Anak-anak belajar banyak dari teman sebayanya. Dalam kelompok belajar atau diskusi, anak-anak dapat saling mengamati cara teman mereka menyelesaikan masalah atau berperilaku, dan kemudian meniru perilaku tersebut.
3. Penguatan Sosial: Dalam konteks kelas, penguatan tidak hanya datang dalam bentuk hadiah fisik, tetapi juga dalam bentuk pengakuan sosial seperti pujian atau perhatian dari guru, yang dapat memotivasi anak-anak untuk mengulangi perilaku yang baik.
4.Simulasi dan Role-Playing: Melalui kegiatan bermain peran atau role-playing, anak-anak dapat mengamati dan meniru perilaku dalam situasi sosial tertentu, seperti bagaimana menyelesaikan konflik atau bekerja dalam kelompok.
4)Â Contoh Implementasi pada Anak SD