Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Lingkup Universitas Muhammadiyah Mataram
 Bahasa bukan hanya sekedar alat komunikasi saja, bahasa juga merupakan cerminan budaya, sejarah, dan identitas suatu bangsa. Tentunya sebagai bahasa resmi Indonesia, bahasa Indonesia berperan penting dalam membentuk identitas nasional sebuah negara. Jika kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka kita telah menunjukkkan rasa hormat dan kecintaan terhadap warisan budaya kita. Sebaliknya, jika kita tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal ini tentu akan mengakibatkan kelalaian dalam menguasai bahasa, hilangnya identitas budaya, dan terputusnya hubungan dengan kekayaan sejarah kita. Sumpah Pemuda adalah tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia, menandai tekad persatuan dan kesatuan bangsa. Pada tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda di Jakarta, pemuda-pemuda Indonesia bersatu dalam tekad untuk menggunakan bahasa Indonesia bahasa sebagai pemersatu. Tiga butir dari sumpah yang diucapkan dalam Sumpah Pemuda menyiratkan kesetiaan pada tanah air, pengakuan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan tekad untuk memajukan bangsa. Kesatuan bahasa ini menjadi langkah strategis untuk mempererat persatuan di tengah keberagaman bahasa daerah yang menjadi warisan budaya, sekaligus sewaktu-waktu bisa terpecah belah akibat dari banyaknya perbedaan. Lalu bagaimana eksistensi penggunaan bahasa Indonesia di ruang lingkup kehidupan kampus khususnya di Universitas Muhammadiyah Mataram itu sendiri? Apakah bahasa Indonesia sudah di gunakan sebagai mestinya? Mari kita bahas sampai tuntas.Â
Universitas Muhammadiyah Mataram didirikan pada tangal 25 Juni 1980 dan merupakan salah satu kampus swasta terbaik di Nusa Tenggara Barat. Melalui Unggul dan berdaya saing, Ummat banyak melahirkan, memberikan ruang, wadah, dan kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswa-Nya untuk melangkah maju dan terus mengukir prestasi gemilang sekaligus membanggakan, baik itu prestasi tingkat Provinsi, Nasional, hingga internasional. Sehingga Ummat menjadi kampus yang sangat digemari dibuktikan dengan mahasiswa yang mendaftar tiap tahunnya memiiki peningkatan yang cukup siginifikan, pada tahun 2023 jumlah mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan Pkkmb yaitu 1.675, sementara pada tahun 2024 ini tercatat 1773 orang. Mahasiswa yang mendaftar pun cukup beragam daerah dan bahasanya, yang paling banyak adalah suku Sasak, Samawa, Mbojo hingga beberapa suku NTT. Dengan ragamnya perbedaan, adat istiadat dan bahasa daerah ini, penggunaan bahasa Indonesia menjadi sangat penting di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai alat komunikasi dan bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan. Penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan kampus tidak hanya menberikan dampak yang besar terhadap jati diri dan persatuan bangsa Indonesia, Namun juga mencerminkan keragaman budaya bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia, bahasa resmi Indonesia, tidak hanya menjadi alat komunikasi, namun juga simbol persatuan dan kebanggaan warga negara Indonesa. Pengunaan bahasa Indonesia di kampus tidak hanya untuk komunikasi sehari-hari saja, namun juga sebagai cara kita memahami dan menghayati nilai-nilai budaya yang membentuk jati diri bangsa.Â
Dengan ragamnya daerah di kalangan mahasiswa, seringkali menjadi tantangan yang membuat bahasa Indonesia kadang terasingkan, apalagi di kelas, mahasiswa seringkali menggunakan bahasa daerah sesama temannya, padahal mahasiswa yang berasal dari daerah lain tidak akan paham dengan apa yang dia sampaikan. Kondisi ini cenderung membuat mengkhawatirkan karena adanya jarak atau komunikasi yang kurang akibat pemahaman bahasa daerah yang minim. Mahasiswa yang berbeda daerah akan merasa canggung ketika berhadapan dengan situasi demikian. Seperti contohnya, mahasiswa yang berasal dari suku Mbojo ketika betemu teman sesama daerah akan menggunaan bahasa bima, padahal di kelas tersebut ada mahasiswa yang berasal dari suku Samawa, suku Sasak dan lainnya, mereka pasti merasa terasingkan akibat perbedaan bahasa. Faktor lain seperti penggunaan bahasa gaul atau bahasa Indonesia yang tidak baku di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram juga akan mengakibatkan semakin terkikisnya penggunaan bahasa Indonesia. Kemudian globalisasi yang berkembang cukup pesat diwarnai dengan meluasnya bahasa asing juga dapat mengancam peran bahasa sebagai Identitas Nasional. Oleh karena itu setiap insan muda perlu meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya Indonesia, agar bahasa Indonesia tidak hanya dipelajari tapi juga dilestarikan serta diamalkan dalam kehidupan, karena pada dasarnya bahasa Indonesia menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari sejarah dan identitas bangsa Indonesia. Agar bahasa Indonesia tetap melekat erat dalam setiap jiwa mahasiswa sabagai wujud bangga dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia.Â
Kekhawatiran ini semestinya menjadi perhatian bersama, baik itu dari kampus, lebih khususnya mahasiswa. Selayaknya itu menjadi evaluasi dan tolak ukur sejauh mana mahasiswa sudah mencintai dan melestarikan bahasa Nasional Indonesia, sesama daerah pun kita tetap harus menggunakan bahasa Indonesia dalam segala aktivitas. Sebagai generasi penerus sudah sepantasnya kita tetap menjaga warisan budaya, dengan tetap menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Â
Maka dari itu saya mengajak pemuda lebih khususnya mahasiswa Ummat untuk menjunjung tinggi bangsa Indonesia melalui berbahasa Indonesia yang benar. Ini adalah tugas kita untuk memberi perubahan dalam rangka melestarikan warisan leluhur, dan menghargai jasa para pahlawan bangsa yang telah berjuang untuk merebut kemerdekaan. Sudah sepatutnya kita melestarikan bahasa kita sendiri. Selain itu bahasa adalah jati diri kita, sebagai masyarakat Indonesia kita harus menjaga apa yang telah di wariskan oleh para leluhur kita terdahulu. Banyak cara untuk tetap melestarikan bahasa Indonesia, salah satunya dengan memperbanyak membaca buku, atau sastra karya anak bangsa, kemudian kampus juga dapat berpartisipasi dengan mengadakan kegiatan diskusi kebahasaan, dengan begitu kita akan menambahkan kosakata kita terkait bahasa Indonesia. Setelah itu kita bisa mempraktikannya di kehidupan sehari-hari agar kita terbiasa dengan gaya bahasa Indonesia yang baku baik itu ketika dikelas maupun ketika bergaul di luar aktifitas perkuliahan.
 Melalui kegiatan Bulan Bahasa 2024 sekaligus memperingati hari lahir Sumpah Pemuda ini, kita representasikan lagi sejauh mana bahasa Indonesia sudah di gunakan dengan baik di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Mataram. Sehinnga pengunaan bahasa Indonesia dapat menjadi alat komunikasi mahasiswa yang berasal dari banyak suku dan budaya yang berbeda dapat mempererat hubungan antar individu dan kelompok untuk menciptakan keharmonisan dan persatuan lewat bahasa Indonesia.Â
DAFTAR PUSTAKA
https://fib.unair.ac.id/fib/2024/02/20/sumpah-pemuda-bahasa-sebagai-pilar-persatuan-bangsa/
https://www.dimensiummat.com/2024/09/ummat-sambut-1773-mahasiswa-baru-dalam.html