Kalian pernah mendengar ada yang mengatakan, "Sekolah jangan tinggi-tinggi, nanti cowok pada minder loh!" "Jadi cewek jangan terlalu mandiri, nanti cowok merasa gak dibutuhin!"
Apa benar cewek yang pintar dan mandiri pasti susah dapat jodoh?
Masih ingat tidak di akhir Mei tahun kemarin, seluruh Indonesia dibuat heboh oleh Maudy Ayunda yang tiba-tiba menikah. Tidak ada angin, Tidak ada hujan langsung sat-set, sat-set upload foto pernikahannya. Banyak sekali yang kaget dan tidak menyangka karena Maudy ini termasuk tipe alpha woman yang punya segudang prestasi dan pencapaian.
Memangnya apa sih alpha woman itu? Menurut buku Alpha Girls Guide, alpha woman digambarkan sebagai perempuan yang pintar, mandiri, percaya diri dan punya tujuan hidup yang jelas. Dia tahu apa yang dia mau dan hidup untuk mengejar impiannya. Biasanya alpha woman juga cenderung untuk lebih dominan dan punya skill leadership yang baik dan dia juga tidak suka untuk bergantung dengan orang lain.
Ada beberapa kisah tentang alpha woman. Pertama dari Indonesia sendiri, siapa lagi kalau bukan Maudy Ayunda. Pernikahan Maudy dan Jesse Choi kemarin memang goals banget. Maudy ini punya segudang pencapaian dan prestasi, mulai dari jadi pemain di film Habibie Ainun, S2 di Stanford University Jurusan Administrasi Bisnis & Pendidikan sampai jadi juru bicara di presidensi G20. Tapi apakah Maudy merendahkan dirinya untuk laki-laki dan settle for less? Sepertinya tidak mungkin. Good for her, akhirnya dia menikah dengan Jesse Choi yang sepadan dengannya. Sama-sama menempuh S2 di Stanford. Jesse adalah seorang investor di beberapa perusahaan seperti Bain Capital, The 21 Fund, dan AC Ventures.
Alpha woman lain adalah Astrid Leong dari film "Crazy Rich Asian." Astrid ini perempuan yang super confident, strong, mandiri dan berasal dari keluarga kaya raya. Namanya saja Crazy Rich ya. Tapi dibalik semua itu, ternyata dia sering menyembunyikan sepatu dan perhiasan mahal yang dia beli memakai uangnya sendiri supaya suaminya tidak merasa minder. Tapi ternyata si suami malah selingkuh karena dia merasa kecil dan tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Astrid. That's why dia mencari perempuan lain yang bisa memenuhi egonya. Di akhir cerita si Astrid bilang... Moral of the story, sebisa mungkin kita detect red flag seperti ini dari awal. Jangan merendahkan diri sendiri karena takut lelaki akan merasa kurang. Kalau dari awal dia sudah minder dan insecure tapi dia tidak mau upgrade diri, sebagai perempuan lebih baik hindari saja daripada ujung-ujungnya bakal putus juga kayak ceritanya Astrid.
Tapi seperti yang kita tau, banyak sekali stigma negatif tentang alpha woman seperti alpha woman tidak butuh lelaki atau orang lain karena dia bisa menangani semuanya sendiri. Ada juga yang mengatakan, jangan mau sama perempuan yang dominan nanti lelakinya merasa terintimidasi. Jangan sekolah tinggi-tinggi, pilih karir yang biasa saja agar lelakinya tidak merasa minder. Hal ini sering sekali terjadi terutama di Indonesia. Mungkin karena pertama, kentalnya budaya patriarki di negara kita. Di mana yang seharusnya memimpin, pekerja keras, dan dominan itu laki-laki Sedangkan perempuan dituntut untuk lebih sabar, mengalah dan identik dengan pekerjaan rumah tangga. Kedua adalah toxic masculinity. Karena karakter alpha woman yang dominan memang cenderung mengintimidasi laki-laki yang punya toxic masculinity.
Menurut Oxford Dictionary, Toxic masculinity adalah kepercayaan yang salah tentang sikap atau sifat yang harus ditunjukkan oleh laki-laki. Misal, laki-laki tidak boleh menangis, laki-laki harus mendominasi, tugas laki-laki adalah mencari nafkah, istri seharusnya berada di rumah. Sehingga banyak dari mereka yang menghindari alpha woman karena takut perannya sebagai laki-laki terancam.
Terus bagaimana? Masa kita harus menurunkan value diri agar diterima oleh lelaki? Tentu tidak dong! Â Ini beberapa tips untuk alpha woman. Pertama, jangan menutup diri. Meskipun kita bisa melakukan banyak hal sendiri tapi bukan artinya kita tidak mau bersosialisasi. Coba eksplor komunitas baru misalnya ikut kursus seminar, komunitas bisnis, atau komunitas saham. Bertemanlah sebanyak-banyaknya, siapa tahu ketemu yang sefrekuensi dan nyaman. Karena Maudy ketemu suaminya juga sewaktu kuliah. Who knows? Jodoh memang bisa datang dari mana saja kan?
Kedua, introspeksi diri. Karena alpha woman yang cenderung dominan bukan berarti selalu benar. Karena kita lebih dominan, mungkin alpha woman merasa lebih benar dan susah mendengarkan opini orang lain. Padahal tidak ada salahnya untuk step back dan dengarkan perspektif orang lain dulu. Jangan segan untuk minta tolong karena walaupun kita independen, tidak semuanya harus dikerjakan sendirian. Jangan ragu untuk komunikasikan apa yang jadi keterbatasan dan kesulitan kita. Karena biasanya dengan kita mau untuk terbuka, orang juga lebih terbuka untuk cerita kepada kita.
Ketiga, tidak perlu menurunkan standar. Hanya karena butuh waktu lebih lama, bukan berarti kita harus menurunkan standar dan asal pilih pasangan yang penting cepat menikah dan tidak dijulidin orang lain. Padahal ujung-ujungnya nanti putus atau cerai juga. Kita juga tidak perlu pura-pura terlihat lemah supaya lelaki merasa lebih kuat. Cinta Laura pernah bilang, "Jangan pernah mengecilkan dirimu untuk orang lain karena seseorang yang gak bisa menerima confidence dan kesuksesan kamu artinya dia insecure dan ada hal dalam diri dia yang harus diperbaiki."