Jika kita berbicara tentang pendidikan maka akan timbul berbagai macam istilah, teori dan metode yang mengikutinya. Sebenarnya pembahasan tersebut sudah sering kita jumpai di berbagai jurnal atau artikel ilmiah. Setelah kita membaca berbagai rujukan yang kredibel dan terpercaya bisakah kita menyimpulkan apa dan bagaimana sebenarnya esensi pendidikan tersebut? Apakah pendidikan itu hanya sebatas penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik? apakah pendidikan itu adalah suatu proses pendewasaan? Jawabannya tentunya tidak sesederhana itu.
Esensi dari sebuah pendidikan adalah lebih kepada proses penanaman minat dan semangat untuk belajar bagi para peserta didik. Bagaimana suatu pendidikan dikatakan telah memiliki hasil yang baik jika minat dari para siswanya untuk sadar akan pentingnya belajar masih rendah.Â
Oleh karenanya, kami memaknai esensi pendidikan sebagai penanaman minat dan motivasi kepada peserta didik untuk belajar baik membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, berorasi dan mengemukakan ide-ide secara kreatif dengan berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
Kita harus menempatkan siswa sebagai pembelajar aktif dimana mereka bisa meningkatkan minat dan semangatnya untuk belajar. Siswa sendiri adalah sebuah elemen dalam pembelajaran yang memiliki sifat dinamis karena memiliki karakter dan perasaan yang bisa mempengaruhi semangat mereka dalam belajar. Kita seharusnya sadar bahwa siswa bukanlah pembelajar pasif layaknya kapal yang terdiam bersandar di dermaga atau seperti pesawat yang berhenti di bandara tanpa pergerakan. Kita harus menempatkan siswa sebagai seorang pembelajar yang aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan.
Serangkaian tugas dan Latihan yang kita berikan kepada peserta didik kadang hasilnya masih jauh dari yang kita harapkan. Bahkan kadang tugas dan Latihan itu tidak berbekas, hanya sekedar rutinitas yang harus segera diselesaikan dan mendapatkan nilai. Hal tersebut masih banyak terjadi karena mereka, peserta didik, tidak tahu bagaimana cara mempelajarinya dan apa fungsi serta manfaatnya bagi kehidupan mereka.Â
Selain itu, kadang tugas dan latihan yang kita berikan adalah sebatas proses 'recalling memory' yang kurang memperhatikan proses analisis dan sintesis. Pola Pendidikan yang seperti itu harus mulai kita rubah jika kita ingin melihat peserta didik bisa tumbuh berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, dan inovatif.
Pendidik harus sadar bahwa dalam proses pembelajaran kita harus bisa mengkontekstualisasikan pengetahuan yang ada didalam buku dan sumber belajar lainnya dengan kehidupan nyata. Jika kita berhasil melakukan ini maka bukanlah hal yang mustahil untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik.Â
Namun sebaliknya, jika seorang pendidik masih terkurung dengan pola metode dan pendekatan yang lama yaitu hanya mengedepankan 'recalling memory' atau hafalan maka akan sangat sulit bagi peserta didik untuk meningkatkan minatnya dalam belajar.Â
Contoh kecil adalah disekitar kita banyak sekali cerita-cerita kepahlawanan dan legenda masyarakat. Cerita-cerita tersebut jika kita bawa kedalam kelas maka kita harus bisa menyampaikan apa relasi signifikan dengan kehidupan modern saat ini. Jika kita bisa memandu mereka untuk mengaitkan peristiwa lampau dengan peristiwa modern saat ini maka pembelajaran yang penuh makna akan muncul.
Di kehidupan modern seperti saat ini kemampuan untuk bisa melakukan sintesis merupakan kemampuan yang sangat mahal dan dibutuhkan. Oleh karena itu kita harus bisa mengembalikan esensi pendidikan menjadi pembelajaran yang bermakna dengan membantu siswa untuk meningkatkan minat dan motivasinya untuk belajar. Terlebih lagi belajar untuk menyimpulkan suatu informasi dari berbagai sudut pandang.
Terakhir, pendidik adalah mereka yang bisa menyalakan semangat kepada siswa untuk belajar sepanjang waktu dengan tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Lalu, apakah ini adalah tujuan akhir dari suatu pendidikan tentunya tidak. Ini hanyalah awalan bagi mereka untuk memulai petualangan dan pencarian ilmu pengetahuan yang sangat luas di alam semesta ini.Â