Kata serapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata yang diserap dari bahasa lain dengan didasarkan pada kaidah bahasa penerima. Namun menurut Rohbiah pengertian kata serapan adalah penyerapan bahasa bisa terjadi karena adanya suatu kontak yang berkelanjutan dalam waktu lama dengan penutur bahasa yang berbeda.
Penyebab adanya kata serapan menurut Arsya, mengatakan bahwa penyebab adanya kata serapan ini dipengaruhi oleh sejumlah factor yang menyebabkan terjadinya pola suatu bahasa yang mengambil dari bahasa lain berbeda.
Unsur serapan berdasarkan prosesnya, dikategorikan kedalam 3 golongan, yaitu :
- Adopsi, merupakan unsur serapan yang dipungut secara utuh tanpa penyesuaian atau perubahan dengan bahasa penerima.
- Adaptasi, merupakan unsur serapan yang disesuaikan pada ejaan dan lafal Indonesia.
- Pungutan atau Terjemahan, menurut Soedjito merupakan perubahan atau penyesuaian kata-kata asing ini bergantung pada system fonologi dan morfologi bahasa Indonesia.
Hal-hal yang berhubungan dengan kaidah penyerapan yang disertai dengan sejumlah contoh, yaitu :
1. Penyerapan secara Alamiah.
Pada penyerapan secara almiah, adalah kata-kata asing diserap ke dalam bahasa Indonesia yang lazim dieja dan dialafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan. Penyerapan seperti ini dikategorikan sebagai penyerapan secara alamiah.
Contohnya : abjad, ilham, mode, sehat, badan, perlu, potret, arloji, dll.
2. Penyerapan seperti Bentuk Asal.
Pada penyerapan seperti bentuk asal, adalah unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia dapat dipakai dalam bahasa Indonesia dengan jalan masih mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing). Jadi, pengucapan kata tersebut masih seperti bentuk asalnya. Penyerapan seperti ini tidak terlalu banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.
Contohnya : shuttle, cum laude, outside, bridg, dll.
3. Penyerapan dengan Terjemahan.
Pada penyerapan dengan terjemahan, adalah penyerapan unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui penerjemahan kata-kata asing tersebut. Penerjemahan ini dilakukan dengan cara memilih kata-kata asing tertentu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dapat berupa satu kata asing dipadankan dengan satu kata atau lebih dalam bahasa Indonesia.
Contohnya :
- Volcana = gunung api.
- Â Feed back = umpan balik (balikan).
- Take off = lepas landas.
4. Penyerapan dengan Perubahan.
Pada penyerapan secara perubahan, adalah unsur--unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia ada yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan dengan sistem ejaan dan lafal bahasa Indonesia. Dengan demikian, bentuk asalnya akan mengalami perubahan setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Dalam penyerapan ini, perlu diusahakan agar ejaan dan lafal asing (asal) hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Hal ini dilakukan agar bahasa Indonesia dalam perkembangannya memiliki ciri umum (internasional).
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penyerapan dengan perubahan, seperti ini diatur dalam sejumlah kaidah. Ada lima puluh tujuh ketentuan mengenai perubahan dan penyusunan bunyi dari kata asing ke kosakata Indonesia. Hal tersebut, disajikan lengkap pada bagian lampiran. Secara ringkas Contohnya dapat dilihat pada bentuk serapan berikut.
5. Penyerapan Akhiran Asing.
 Pada penyerapan akhiran asing, adalah proses pengembangan Bahasa Indonesia banyak menyerap unsur dari bahasa asing di antaranya adalah akhiran asing. Di samping penyesuaian huruf dan bunyi pada kata--kata serapan, bahasa Indonesia juga mengambil akhiran asing sebagai unsur serapan. Akhiran asing itu disesuaikan dengan kaidah yang ada dalam bahasa Indonesia. Ketentuan itu telah diatur dalam kaidah Ejaan yang Disempurnakan. Akhiran asing itu ada yang diserap sebagai bagian kata yang utuh, seperti kata standardisasi di samping kata standar, kata implementasi di samping kata implemen, dan kata objektif di samping kata objek. Akhiran--akhiran itu antara lain akhiran --is, -isme, -al, -ik, --ika, -wan, -wati, -log --tas, dan --u.
6. Unsur Serapan diberi Imbuhan Bahasa Indonesia.
Pada unsur serapan yang diberi imbuhan bahasa Indonesia ini sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia dapat diberi imbuhan bahasa Indonesia. Pemberian imbuhan pada unsur serapan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses pengimbuhannya mengikuti kaidah bahasa Indonesia atau proses pengimbuhannya tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Apabila unsur serapan itu sudah dirasakan, seperti bahasa Indonesia. Jika unsur serapan itu masih dirasakan seperti bahasa asing, proses pengimbuhannya boleh tidak mengikuti aturan atau kaidah bahasa Indonesia.
referensi :
Nurdjan, Sukirman. 2014. Dasar-Dasar Memahami Bahasa Indonesia. Read Institute Press: Sulawasi Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H