Ada beberapa hadits sahih yang menunjukkan anjuran amalan tertentu di malam nisfu sya`ban. Namun, ada juga para ulama yang berpendapat bahwa hadits mengenai keutamaan malam nisfu sya`ban itu lemah/palsu  sehingga pengkhususan amalan tertentu di malam nisfu sya`ban dikatakan bid`ah. Ulama berselisih pendapat tentang status keutamaan malam nisfu sya`ban. Ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. berikut keterangannya :
1. Pendapat pertama, tidak ada keutamaan khusus untuk malam nisfu sya`ban, statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam nisfu sya`ban adalah hadits lemah. Al-Hafidz Abu Syamah mengatakan, Al-Hafidz Abul Khithab bin Dihyah dalam kitabnya tentang bulan sya`ban mengatakan :
Para ulama ahli hadits dan kritik perawi  mengatakan tidak terdapat satupun hadits sahih yang menyebutkan keutamaan malam nisfu sya`ban (Al-Ba`its `ala inkaril bida`).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan sya`ban dan nisfu sya`ban. beliau mengatakan : terdapat beberapa hadits dhoif tentang keutamaan malam nisfu sya`ban yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadits yang menyebutkan keutamaan shalat di malam nisfu sya`ban semuanya statusnya palsu sebagaimana keterangan para ulama pakar hadits (At-Tahdzir min al-bida`).
2. Pendapat kedua, terdapat keutamaan khusus untuk malam nisfu sya`ban.
pendapat ini berdasarkan hadits sahih dari Abu Musa Al-Asy`ari RA, dimana Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan sya`ban maka Dia mengampuni semua makhluknya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan" (HR Ibnu Majah, at-Thabrani dan disahihkan al-Albani).
Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama Syaikhul Islam mengatakan, pendapat yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam mazhab Hanbali adalah meyakini adanya keutamaan malam nisfu sya`ban. ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad mengingat adanya banyak hadits yang terkait masalah ini serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi`in (majmu` fatawa)
Ibn Rajab mengatakan terkait malam nisfu sya`ban, dulu para tabi`in penduduk syam seperti Khalid Bin Madan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi`in lainnya. mereka memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu (lathaiful ma`arif).
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya mengenai amalan di malam nisfu sya`ban masih belum jelas kebenarannya. namun, tidak bisa juga dikatakan bid`ah. akan tetapi, alangkah baik jika malam tersebut kita hidupkan suasananya dengan beribadah diniatkan kepada Allah bukan karena ada embel-embel keutamaan sebuah malam. Allahu A`lam Bisshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H