Judul:Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis:Pidi Baiq
Penerbit:Pastel Books (Mizan Group)
Tahun Terbit:2014 (Cetakan kelima)
Jumlah halaman:330 halaman
sumber: ayahpidibaiq.blogspot.com
“Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin.”
Sepatah kata tersebut mengawali perjumpaan Milea, gadis pindahan dari Jakarta yang pindah ke Bandung karena ayahnya yang dipindahtugaskan, dengan Dilan di sekolah barunya. Meskipun kenyataannya ramalan tersebut salah karena Milea tidak bertemu dengan Dilan di kantin, namun ramalan itu menjadi awal kedekatan mereka berdua.
Setelah kejadian ramalan tersebut, Dilan terus berusaha mendekati Milea dengan caranya sendiri yang unik dan seringkali membuat Milea takjub. Menghadiahkan Milea buku TTS yang sudah terisi, mengirimkan Bi Asih, tukang pijit langganan bunda Dilan kala ia sakit, serta percakapan absurd merupakan hal-hal yang membuat Milea terkesan dengan Dilan. Meski Milea disukai banyak lelaki di sekitarnya, termasuk pacarnya, Beni, yang tinggal di Jakarta, Dilan berhasil memenangkan hati Milea.
Meski dicap sebagai biang onar oleh banyak orang, Dilan memiliki sisi-sisi baik dan menyenangkan menurut Milea. Tidak hanya hobi ngeband dan menggambar komik, ternyata Dilan juga sangat suka membaca karya sastra dan membuat puisi. Melalui bunda-nya Dilan, Milea mengetahui puisi-puisi yang dibuat oleh Dilan untuknya.
Milea 1
Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada di bumi
Ketika Tuhan menciptakan dirinya
Kukitra Dia ada maksud mau pamer
Dilan, Bandung 1990
Kisah cinta Milea dan Dilan berlatar belakang Bandung tahun 90-an ini sangat menarik. . Pembaca serasa diajak mengendarai mesin waktu kembali ke Bandung tahun 1990. Tidak hanya disuguhi oleh kisah cinta masa SMA tahun 90-an yang manis, namun juga oleh deskripsi suasana dan karakter orang Bandung saat itu.
Meski tema cerita remaja buku ini terbilang klise, kisah cinta good girl dan bad guy, namun penulisnya berhasil mengemasnya dengan rasa dan penokohan yang berbeda. Karakter Dilan berhasil diciptakan dan dibentuk sehingga disukai oleh para pembaca wanita. Gaya bahasa Dilan dan gombalannya sukses membuat para pembaca jatuh hati pada karakternya.
Pidi baiq, seorang seniman, penulis sekaligus illustrator sukses meramu kisah remaja dengan bahasa yang ringan dan enak dibaca. Seluruh ilustrasi dalam buku ini merupakan karya buatannya sendiri. Penulis yang akrab dipanggil ayah oleh penggemarnya ini memang aktif menulis di blognya. Kisah Dilan ini sendiri awalnya ditulis dan dimuat sendiri oleh beliau melalui blog pribadinya sebelum akhirnya masuk ke dapur percetakan.
Untuk pembaca yang mencari novel bergenre romantis yang ringan dan manis, maka Dilan menjadi solusi yang tepat. Tidak hanya sukses membuat pembaca perempua jatuh hati karena gombalannya, namun buku ini juga menginspirasi pembaca lelaki bagaimana menarik hati perempuan ala Dilan.
Bertemakan kisah cinta remaja SMA tahun 90-an, buku ini wajib dibaca oleh siapapun yang ingin merasakan nostalgia dan rindangnya suasana Bandung pada saat itu. Sekali lagi, karya Pidi Baiq ini layak masuk daftar buku yang wajib dibeli karena pembaca tidak akan menyesal mengenal Dilan dan Milea.
Nah, untuk yang sudah baca, gimana tanggapan kalian? :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H