Binaraga ialah suatu cabang olahraga yang bertujuan untuk membesarkan otot tubuh dan kegiatan pembentukan tubuh yang melibatkan hipertrofi otot, dengan cara melakukan latihan beban dan diet protein tinggi secara rutin, seseorang dapat meningkatkan masa otot. Seperti kita ketahui otot tubuh apabila dilatih atau dibebani dengan beban yang cukup dan terus-menerus maka akan menjadi besar. Untuk itu para binaraga harus menjalani latihan beban yang cukup berat dan sistematis, agar dapat tercapai pembesaran otot yang baik, bentuknya simetris dan batas-batasnya cukup terlihat. Selain dari latihan beban, pembesaran otot dapat terjadi karena asupan makanan yang cukup. Â
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di di Power Gym Kebantenan, Semper Timur, Cilincing, Kota Jakarta Utara. Oleh karena itu, maka Nurur Rohmah dan Dwiza Rachmadani Nurfrida, Mahasiswi S1 Gizi Universitas Negeri Semarang melalui kegiatan PKL Gizi Olahraga melakukan kegiatan perhitungan status gizi binaraga di Power Gym Kebantenan, Semper Timur, Cilincing, Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, tingkat aktivitas fisik, mengukur tebal lemak untuk mengetahui status gizi para binaraga.
Selain itu, Nurur dan Dwiza juga melakukan pengukuran biokimia meliputi glukosa darah, kolesterol darah dan asam urat; data fisik klinis meliputi denyut nadi, respiratory rate, tekanan darah dan oksigen darah; data asupan makan meliputi konsumsi makan selama 24 jam dan kebiasan makan. Data karakteristik subjek dan asupan makan didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data berat badan diukur menggunakan timbangan digital, tebal lemak subkutan diukur menggunakan Skinfold Caliper. Data biokimia darah diukur menggunakan alat cek darah Easytouch GCU. Data denyut nadi diukur dengan metode palpasi, data respiratory rate diukur dengan menghitung laju pernafasan dalam 1 menit, data tekanan darah diukur menggunakan alat tensimeter digital Omron Hem 8712, data oksigen darah diukur menggunakan alat Fingertip Pulse Oxymeter.
Setelah pengambilan data kepada binaraga, maka dilakukan intervensi berupa konseling gizi dan edukasi kepada para binaraga sasaran. Materi konseling dan edukasi yang diberikan adalah pesan umum gizi seimbang, tatalaksana gizi, dan kebutuhan protein untuk binaraga.Â
Dari program dan intervensi yang dijalankan oleh Nurur dan Dwiza, mendapat respon yang baik dari para binaraga sasaran, dan juga trainer di power gym kebantenan jakarta utara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H