Memenuhi Kebutuhan Siswa Melalui pembelajaran Berdeferensiasi
Salah satu kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik, sebuah kompetensi yang menghatuskan seorang guru untuk dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Kemampuan ini berkenaan dengan bagaiana guru mampu merencanakan, melaksanakan, megevaluasi dan merefleksi pembelajarannya. Rencana pembelajaran yang dibuat memuat ragkaian pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
Sebagai pelaku utama dalam sistem  pendidikan nasional seorang guru hendaknya memahami bahwa setiap anak itu unik, mereka memiliki mimpi, intelegensi, bakat dan kemampuan yang berbeda. Oleh karenanya, memiliki kompetensi pedagogik yang baik adalah keutamaan menjadi seorang guru. Karena hasil pembelajaran yang berkualitas ditentukan oleh kualitas guru yang bermutu.
Permasalahan pada dunia pendidikan juga pernah diungkapkan oleh seorang ilmuan yaitu Albert Enstein. Enstein mengungkapkan argumentasinya terkait dengan bakat dan minat masing-masing manusia dan memberikan ilustrasi sebagai berikut: "Semua orang adalah jenius, namun jika anda memandang seekor ikan berdasarkan kemampuan memanjat pohon, maka selamanya ikan itu akan merasa bodoh karena tidak bisa memanjatnya". Hal yang sama juga disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam salah satu filosofi pemikiran pendidikannya yang menyampaikan bahwa dalam memimpin pembelajarannya guru harus memperhatikan kodrat alam dan kodrta zaman siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajarannya guru harus memahami  bahwa manusia memiliki potensi dan bakatnya masing-masing sesuai dengan bagaimana dan dimana manusia tersebut memperoleh pengalaman dan kematangan berfikir. Sehingga seorang guru harus sadar hal tersebut dan tidak bisa menyamaratakan kemampuan dalam diri siswa.
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, maka diperlukan solusi dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada minat dan potensi bakat siswa. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan pengembangan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi mengedepankan konsep bahwa setiap individu memiliki minat, potensi dan bakat yang berbeda, untuk itu peran guru harus mampu mengkordinasikan dan mengkolaborasikan perbedaan tersebut dengan strategi yang tepat. Dengan memberi kesempatan bagi siswa untuk meraih konten, memproses ide dan meningkatkan hasil pembelajaran setiap siswa agar dapat belajar lebih efektif lagi.
Strategi pembelajaran berdeferensiasi ini diharapkan dapat diterapkan oleh semua guru di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Sesuai dengan peran dan nilai guru penggerak, salah satu peran guru penggerak adalah menjadi coach dan penggerak bagi komunita sekolah meupun komunitas yang lebih luas. Diharapkan guru penggerak dapat mengalirkan energi baik melalui praktik praktik baik yang sudah dilakukan untuk menginspirasi orang lain. Â
Jika dianalisis tujuan penguatan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk menyesuaikan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika ditinjau dari sudut pandang Ki Hadjar Dewantara, pembelajaran berdiferensiasi memiliki kesamaan dalam hal teknis, diantaranya pemikiran Ki Hadjar yang menekankan bahwa guru harus menuntun kodrat anak agar sebagai manusia mencapai kebahagiaan. Pemikiran Ki Hadjar yang Humanis dengan berpusat pada manusia sebagai mahluk yang bebas/ merdeka. Begitulah pemikiran Ki Hadjar yang mengedepankan konsep memerdekakan manusia melalui pembelajaran atau dikenal dengan sistem Among yang memiliki makna bahwa mendidik anak agar memiliki kemerdekaan dalam batinnya, dalam pikirannya dan tenaganya . Agar siswa menjadi apa yang diharapkan oleh Ki Hadjar maka guru harus menjadi fasilitator yang mampu mengkonstruk pembelajaran dengan menyesuaikan pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat konsep yang dikembangkan. Merujuk pada LMS Modul
2.1 pada Program Guru Penggerak mengungkapkan inti bahwa pada pembelajaran berdiferensiasi memiliki makna pada serangkaian keputusan yang masuk akal yang dibuat oleh guru dan berorientasi pada siswa. Indikator keputusan tersebut terkait dengan: 1) Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang dapat menstimulus siswa untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi; 2) Bagaimana guru memberikan respon kebutuhan belajar bagi siswa yang meliputi rencana pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, strategi pembelajaran, penugasan dan penilaian yang berbeda; 3) Bagaimana mengatur (manage) kelas yang efektif mencakup prosedur, rutinitas yang dapat memungkinkan fleksibilitas dengan struktur yang jelas meskipun melakukan kegiatan yang berbeda namun kelas tetap dapat berjalan dengan baik (Suwartiningsih, 2021). Dari penjelasan tersebut dapat ditekankan bahwa peran guru dalam pembelajaran berdiferensiasi sangat vital dalam menstimulus dan mengarahkan siswa dalam memperoleh potensinya (Herwina, 2021).
Pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan dengan baik jika antar guru dan siswa tumbuh keyakinan dalam melaksanakan pembelajaran. Terdapat poin penting dalam pembelajaran berdiferensiasi diantaranya; 1) dalam pembelajaran, perbedaan adalah hal yang biasa dan memiliki nilai tersendiri. Guru dikelas berdiferensiasi perlu merangkul dan memahami siswa dengan berbagai pengalaman dan teknik yang beragam. Perbedaan menjadi tantangan dan keunikan tersendiri bagi guru yang perlu dihormati; 2) guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki potensi dan kapasitas yang tersembunyi. Guru harus memiliki pemikiran positif bahwa kekuatan terbesar siswa mungkin masih tersembunyi sehingga gurulah yang harus menggali potensinya agar berkembang secara optimal; 3) Tanggung jawab guru sebagai pionir dalam memfasilitasi siswa agar memiliki kesuksesan. Pada kelas berdiferensiasi kesuksesan siswa adalah dengan pertumbuhan meuju capaian tujuan dan melewati tujuan yang telah ditetapkan. Tentunya pertumbuhan tersebut tidak secara praktis dan kebetulan, namun bergantung pada peran guru dalam mengambil keputusan dalam perencanaan pembelajaran; 4) guru harus meyakini dirinya bahwa dalam pembelajaran beriferensiasi guru harus percaya diri bahwa dirinya adalah pemenang (juara) bagi semua siswa.
Paradigma pembelajaran berdiferensiasi memandang semua siswa memiliki keunikan masing-masing. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa. Perbedaan yang ada pada individu siswa harus menjadi perhatian karena input yang berbeda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi setidaknya ada 3 jenis diantaranya: 1) diferensiasi konten; 2) diferensiasi proses; 3) diferensiasi produk. Penjelasan lebih lengkapnya dijelaskkan pada paragraf selanjutnya.