Situasi dan kondisi memengaruhi retorika komunikasi verbal san nonverbal. Seperti kepada siapa komunikator berbicara? Kedua, untuk tujuan apa komunikator mengirim pesan. Ketiga, dalam situasi seperti apa komunikator berbicara. Keempat, apa konteks yang dibicarakan. Kelima, komunikator bermaksud hendak memberi jawaban kemana kepada komunikan. Keenam, media apa yang digunakan oleh komunikator. Dan terakhir dalam acara apa proses komunikasi berlangsung.Â
Komunikasi non verbal dibagi dua dilihat dari media yang digunakan. Pertama, komunikasi tatap muka. Pada komunikasi tatap muka berbagai pihak yang terlibat dapat memahami ekspresi tubuh masing-masing, sebagai pengganti  komunikasi verbal.
Komunikasi nonverbal juga dapat menggunakan interaksi tubuh, baik bahasa tubuh maupun gerak tubuh. Bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan anggota tubuh sebagai sarana mengungkapkan pikiran dan perasaan. Bahasa tubuh dapat menggunakan isyarat dan gerakan anggota badan. Sementara gerakan tubuh terjadi begitu saja tanpa sadar dan tanpa diinginkan namun terjadi tanpa bisa dikontrol.
Kedua, komunikasi tatap maya (online) atau komunikasi virtual yang dilakukan melalui internet atau disebut daring (dalam jaringan). Dalam komunikasi tatap maya, pesan dan respons dapat sampaikan melalui komentar di room chat.Â
Komunikasi tatap maya memiliki kelebihan, misal kecilnya tingkat kesalahan serta lebih jelas dan dilihat berulang-ulang. Dalam komunikasi tatap maya, emosi seseorang dapat dengan mudah diekspresikan baik emosi marah, bahagia, sedih terkejut dan lain-lain.Â
Retorika
oleh Nurul Syarifah dan Syamsul Yakin
Mahasiswi dan Dosen UIN Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H