Retorika komunikasi mengenal istilah Pathos, Logos dan Ethos untuk mengembangkan kemampuan beretorika. Makna Pathos berarti seorang komunikator sebaiknya memiliki kemampuan emosional yang baik dalam mengelola emosi, empati, dan persuasi. Melalui kadar empati dan persuasi tersebut akan terbangun komunikasi yang produktif antara komunikator dan pendengar. Komunikator dapat memahami perasaan pendengar lebih baik dan memunculkan perasaan-perasaan yang ingin ia sampaikan seperti komunikator ingin pendengar merasakan empati dengan apa yang ia bicarakan, maka cerita sedih akan diselipkan.
Yang kedua adalah Logos. Dalam retorika klasik Logos adalah sarana persuasi dengan menunjukkan bukti logis atau nyata. Bentuk jamak dari kata Logos adalah Logoi atau disebut juga argumen retoris, pembuktian logis, dan daya tarik rasional. Pendengar lebih suka mendengar sesuatu yang memiliki bukti atau sudah diketahui kebenarannya secara luas, hal ini membuat mereka merasa lebih dekat dan mempercayai komunikator.
Yang terakhir adalah Ethos atau kekuatan yang dimiliki komunikator (pembicara) dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Kekuatan yang dimiliki setiap komunikator unik dan berbeda setiap individunya. Komunikator sebaiknya menyadari keunikan dan kekuatan beretorika yang dimiliki, lalu dapat dikembangkan agar menghasilkan pidato yang memukau pendengar.
Pathos, Logos dan Ethos penting dalam retorika berkomunikasi. Jika dapat memanfaatkan ketiga hal tersebut dengan baik, maka retorika komunikasi akan lebih baik dan menarik. Sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami dan diresapi pendengar.
Retorika
oleh Nurul Syarifah dan Syamsul Yakin
Mahasiswi dan Dosen UIN Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H