Mohon tunggu...
Nurul Septiani Wulan Sari
Nurul Septiani Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Instagram : @nurulwlnsri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Partisipasi Gen Z dalam politik menciptakan pemilu serentak tahun 2024

19 November 2023   23:49 Diperbarui: 20 November 2023   00:05 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nyaleg.id/blog/peran-generasi-z-atau-generasi-milenial-dalam-pemilu-tahun-2024/amp/


Sebagai sebuah Negara yang menganut system pemerintahan demokrasi, pemilihan umum menjadi esensial terciptanya demokrasi (Sitorus & Sitorus, 2023). Pemilu menjadi sarana bagi masyarakat dalam menyatakan gagasan dan kedaulatannya terhadap pemerintah dan Negara. Partisipasi masyarakat dalam politik menjadi indikator  dalam dilaksanakannya pemilihan umum, terutama partisipasi dari kalangan generasi Z sebagai pemilih pemula. Pemilih pemula terdiri atas siswa dan mahasiswa atau rentang usia 17-21 tahun seringkali memunculkan hal yang unik dan menjanjikan secara kuantitas. Sebab perilaku mereka lebih cenderung mengarah ke antusias tinggi, lebih rasional dan kurang pengetahuan terkait suatu perubahan. Mempunyai pemahaman bahwa menggunakan hak pilih akan menentukan perkembangan negara dan kehidupan mereka dalam 5 tahun kedepan merupakan sebuah pemahaman yang harus dimiliki oleh seluruh pemilih di Indonesia. Karena pengetahuan tersebut akan meningkatkan jumlah suara dan mengurangi golongan putih (golput) dalam proses pemilu.

Pemilu masih menjadi peristiwa penting di setiap negara demokrasi. Melalui pemilu, masyarakat dapat menyampaikan gagasannya mengenai politik dan sistem ketatanegaraan. Memperoleh suara terbanyak merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memenangkan pemilu. Generas Z menjadi salah satu kelompok Pemilu 2024 yang memiliki jumlah penduduk besar dan merupakan pemilih penentu dengan komposisi suara tertinggi pada pemilu 2024. Tentu saja, peran Gen Z tidak bisa dianggap sebelah mata. Salah satu alasannya adalah jumlah Generasi Z yang sangat besar yaitu mencapai sekitar 40% dari populasi Indonesia.

Makin bertambahnya kontribusi pemilih di kalangan Gen Z,  kebijakan politik dan pemilu tidak akan lepas dari pandangan mereka. Mereka mengetahui bahwa suara mereka memberikan pengaruh besar bagi kebijakan dan kepemimpinan politik. Gen Z dikenal sebagai generasi yang bersahabat dengan teknologi dan internet. Sebagaimana yang masyarakat ketahui bahwa generasi Z terkenal karena kecenderungan mereka dalam menggunakan teknologi digital dan media sosial untuk memengaruhi opini public melalui teknologi dan media sosial yang ada.

Media sosial menjadi cara mereka dalam menyuarakan pandangan politik dan dukungan. Selain itu, melalui platform media sosial, bukan hanya informasi yang mereka dapatkan, tetapi juga bertukar pikiran dan secara aktif berkontribusi dalam diskusi politik. Saat ini, demokrasi sangat membutuhkan media sosial dalam menyalurkan suara bagi setiap individu guna memberikan ruang dan menjalankan hak serta kewajiban politiknya. Media sosial menyediakan platform terbuka yang bisa digunakan tanpa batasan usia, namun yang menggunakan media sosial harus mampu mengoperasikan perangkat teknologi yang ada. Dari beberapa data yang ada, Gen Z adalah generasi penting dalam dinamika dunia teknologi di Indonesia. Oleh sebab itu, generasi kelahiran tahun 1998 hingga 2010 yang saat ini berusia 13 sampai 25 tahun disebut sebagai masyarakat digital di era teknologi dan internet.

Partisipasi Gen Z dalam politik dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada pemilu serentak 2024. Generasi Z ini senantiasa memiliki pemikiran dan pandangan keinginan untuk maju atau progresif, keinginan untuk mengikuti trend dan memanfaatkan teknologi terhadap isu-isu sosial. Dengan adanya keterlibatan aktif dari Gen Z dalam dunia pemilu 2024, dapat membawa perubahan pada proses pemilu. Salah satunya adalah tokoh atau pejabat pemerintah akan menggunakan platform media sosial untuk kampanye. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan informasi politik yang tersedia secara daring. Segala bentuk macam promosi atau debat politik terkait isu-isu yang ada akan mendapatkan lebih banyak perhatian karena penyebarannya yang sangat cepat dan dapat diakses di mana saja ketika menggunakan teknologi. Partisipasi aktif Gen Z dapat mendorong calon-calon pejabat pemerintah untuk menggunakan strategi kampanye yang lebih inovatif, seperti memanfaatkan platform digital dan memperkuat pesan-pesan yang sesuai dengan generasi ini.

Meskipun berbagai jenis media menyampaikan informasi positif namun, terdapat juga informasi negatif seperti penyebaran hoax. Semenjak adanya era globalisasi yang merupakan era terbukanya seluruh kehidupan manusia di dunia hingga isu non faktual yang hanya mengadu domba pemangku kepentingan dan pejabat pemerintahan. Dengan adanya media sosial seperti facebook, Instagram, youtube, whatsapp, dan twitter, banyak pihak yang menggunakan berbagai argumentasi untuk membicarakan isu-isu yang ada melalui media sosial (Wibawa & Arisanto, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa dampak media sosial merupakan tantangan bagi partai politik dan KPU dalam membentuk strategi untuk menyosialisasikan pemilu 2024. Partai politik dan KPU wajib memberikan informasi kepada generasi Z guna menambah minat untuk memilih, menambah pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pemilu yang berkelanjutan.

Banyak hal yang bisa dilakukan KPU dan partai politik dalam menyosialisasikan pemilu ini. Salah satunya dengan menyelenggarakan konferensi Gen Z untuk memastikan bahwa mereka mempunyai pilihan dan terbuka pola pikirannya terhadap pemilu. Berdasarkan data dari KPU, yang akan mendominasi pemilihan pemilu adalah generasi Z dan generasi milenial. Dalam proses pemilihan atau pemungutan suara sangat dibutuhkan akses informasi terkait pemilu. Indonesia merupakan negara demokrasi yang sistem pemerintahannya wajib melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam segala keputusan atau pemilihan yang berhubungan dengan negara. Pemilu yang demokratis akan berhasil jika masyarakat dilibatkan. Partisipasi media dan generasi Z akan membantu menyelenggarakan pemilu berdasarkan informasi yang berkualitas menggunakan teknologi sebagai media penyebaran informasi, dan terbuka terhadap segala informasi.

Dapat disimpulkan bahwa partisipasi generasi Z sebagai pemilih pemula dalam pemilihan umum secara tidak langsung bertujuan untuk memengaruhi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah perkembangan pertumbuhan masyarakat Indonesia yang masa penduduk usia produktif akan lebih besar dibanding usia nonproduktif.

Referensi :

Sitorus, M. S., & Sitorus, S. H. (2023). Partisipasi Generasi Z dalam Menggunakan Hak Pilih pada Pemilihan Umum 2024 di SMK Taruna Pekanbaru. Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 969--976. https://doi.org/10.56832/edu.v3i2.344

Wibawa, A., & Arisanto, P. T. (2020). Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Media Sosial (Studi Deskriptif Tingkat dan Pola Politik Partisipatif Gen-Z Kota Yogyakarta Melalui Pemanfaatan Aplikasi .... ...: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 3(2), 116--131. https://doi.org/10.23969/paradigmapolistaat.v3i2.3093

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun