Ekonomi Berkeadilan Terwujud Melalui Badan Bank Tanah
"Duh, sumpek deh, tinggal serumah ama para ipar dan mertua! Aselik, enggak bebas sama sekali. Segala tindak tanduk serasa diamati setiap saat setiap waktu. Jadinya aku sumpek, stres, pengin pindah, punya rumah sendiri. Ta-ta-tapiiii, harga tanah melonjak, gaji suamiku juga kayaknya agak mustahil buat beli tanah atau bangun rumah. Jadi, aku kudu piyeee?"
Sobatku jaman SMA ini nyerocos kagak brenti-brenti. Mumet juga dengar curcolan doi. Ya abis gimana, eikeh kagak bisa bantu apa-apa dong deh. Biasanya, kalo lagi sumpek pasca dengar rentetan sambat kek gitu, saya memutuskan untuk googling.
Mencari tahu jawaban akan sebuah kekepoan, "Apa iya, kaum mendang mending nggak punya harapan untuk memiliki bangunan sendiri?" Sebegitu kelamkah Nasib millennial dan GenZ, yang harus tersandera takdir untuk hidup selamanya bareng mertua dan ipar?
Solusi Cespleng: Badan Bank Tanah
Ahaaaaiii! Untungnya, ada loh, Solusi yang ditawarkan bagi rakyat. Yaitu, Badan Bank Tanah. Intinya, badan ini dibentuk dengan tujuan dan misi yang sangat mulia. Apa sajakah itu?
Tujuan dibentuknya Badan Bank Tanah antara lain:
(1). Tentu saja, untuk memastikan adanya lahan yang cukup demi terselenggaranya berbagai keperluan. Apa saja? Ya, contohnya pembangunan infrastruktur, perumahan, dan pertanian. Kalau semua hal itu tercapai, ujung-ujungnya tentu demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Betul begitu, Ibu dan Bapak?
(2). Lebih lanjut, fungsi dan eksistensi Badan Bank Tanah ini, bisa banget loh menggabungkan lahan-lahan kecil menjadi lebih besar. Supaya apa? Yap, tentu demi kemajuan dan kesejahteraan masayarakat Indonesia. Kalau lebih besar, makin berdaya guna. Makin gampil diolah kan, tanahnya. Dan ini semua bermuara pada satu hal, yaitu kesejahteraan Masyarakat. Sip markosip banget, ini tujuannya agar lebih efisien dalam pengelolaan tanah atau lahan.
(3). Coba deh, sesekali berkunjung ke daerah yang stagnan alias kurang berkembang secara optimal. Pantengin lahan yang ada di sana. Kondisinya ya gitu itu... sedih banget. Lantaran pengelolaan lahan yang kurang optimal, jadinya tidak sesuai dengan harapan Masyarakat setempat.