Perkembangan zaman memang sangat pesat, hampir semua elemen kehidupan mengalami perubahan seperti dari segi teknologi, ekonomi dan Pendidikan. Perubahan zaman, terutama pandemi, berdampak signifikan pada hubungan pelajar dan guru. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menyatakan situasi pandemi ini menjadi tantangan kreativitas dalam menggunakan teknologi untuk perkembangan pendidikan. Interaksi belajar pelajar dan guru tak hanya di ruang kelas, tapi juga melalui media daring. Perubahan zaman mempengaruhi nilai-nilai sosial dan etika pelajar terhadap guru. Artikel ini bertujuan untuk membahas dilema yang muncul akibat etika pelajar terhadap guru di zaman modern.
Perubahan zaman telah menyumbang dampak yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Kemajuan teknologi menjadi perubahan yang paling nyata, begitu juga nantinya diikuti dengan tantangan baru dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, akses informasi juga menyumbang dampak yang signifikan di era digital. Kemudahan akses Informasi secara online dari berbagai sumber, seperti: blog, media sosial dan berbagai situs web dan platform media lainnya. Dengan itu semua orang bisa berkontribusi di dunia maya, tentunya kemudahan akses informasi ini membawa dampak tersendiri yaitu keaslian data atau informasi yang disampaikan, mengingat informasi dengan cepatnya menyebar.
Perkembangan nilai-nilai sosial merupakan hal yang penting dalam menggambarkan perubahan zaman. Dalam masyarakat saat ini, nilai-nilai seperti hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan kesetaraan gender menjadi lebih penting. Tantangan sosial, hak-hak digital, dan perubahan teknologi juga mencerminkan pergerakan cita-cita masyarakat. Fenomena ini saling berhubungan dengan perkembangan teknologi dan aksesibilitas informasi yang lebih luas. Untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dalam dunia modern, kita perlu terus beradaptasi dan berubah.
Perkembangan zaman dapat berpengaruh terhadap dinamika antara guru dan pelajar, hal ini mampu berdampak pada menurunnya peran siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan terkikisnya rasa hormat terhadap guru. Beberapa penyebab terkikisnya rasa hormat ini seperti: kemudahan akses informasi yang membentuk pola pikir bahwa guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan dengan mudahnya budaya barat mempengaruhi sikap dan gaya hidup murid, pergeseran nilai-nilai sosial yang berpengaruh terhadap cara pandang murid terhadap otoritas dan hubungan guru dan murid, serta metode mengajar yang kurang relevan yang membuat murid merasa jenuh, kurang terlibat dan kurang menghormati guru.
Berbeda dengan pelajar dan masyarakat zaman dulu yang mengedepankan rasa hormat dan adab yang baik terhadap sosok guru, yaitu dengan mentaati perintah dan menerima kritik, saran, bahkan hukuman atas kesalahannya yang diberikan gurunya, wali murid juga memaklumi akan hal itu, karena tugas guru adalah mendidik muridnya, dan masyarakat meyakini bahwa jika guru ridha (rela) terhadap muridnya maka ilmunya bermanfaat serta kelak menjadi orang yang sukses, ada sebuah pepatah arab yang mengatakan "Al adabu Fauqol 'ilmi" yang maknanya "adab itu lebih tinggi daripada ilmu", karena jika hanya mengandalkan ilmu (kepintaran) tanpa diiringi adab (etika), maka dalam hal ini iblis lebih menguasai, karena salah satu keiistimewaan iblis yang diberikan oleh Allah adalah pengetahuan ilmu yang tinggi melebihi manusia namun tidak beradab, mengingat belum banyak perkembangan teknologi zaman dulu, sehingga ketergantungan masyarakat terhadap teknologi belum tinggi, selain itu minimnya kemudahan akses informasi sehingga masih terisolasi dari budaya barat yang bebas (tidak terikat nilai), hal ini juga membuat budaya lokal semakin eksis di kalangan masyarakat seperti, kegiatan kesenian wayang, kegiatan gotong royong, kenduri, dan permainan tradisional.Â
Selain itu juga terdapat adab yang beredar di kalangan masyarakat seperti, jika makan saat mengecap tidak boleh terlalu keras, jika makan tidak boleh menghasilkan bunyi yang berasal dari piring dan sendok, serta jika makan harus dalam keadaan sopan dan berpakaian rapi, karena filosofinya seseorang harus dalam keadaan baik saat menghadap atau menyambut rizki yang diberikan tuhan.
Berikut beberapa adab menurut kitab Adab al-Alim wa al-Muta'allim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari :
- Mematuhi segala perintah guru
- Memandang guru dengan pandangan memuliakan
- Tidak melupakan jasa-jasa guru
- Sabar dalam menghadapi gurunya
- Meminta izin kepada guru saat memasuki majelisnya (forum)
- Berbicara yang baik pada guru dsb.
Untuk lebih lengkapnya bisa langsung membaca kitab Adab al-Alim wa al-Muta'allim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari.
Perkembangan zaman memang tidak bisa dipungkiri namun, tugas kita adalah tetap berusaha mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan era modern untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul, namun dengan terikat atau berlandaskan aturan agama, norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H