Mohon tunggu...
Nurul Qolby
Nurul Qolby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengar musik, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu sosial emosional. Disekolah dasar, seperti Bullying, masalah Disiplin, atau interaksi sosial di sekolah.

20 Januari 2025   09:47 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:47 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Isu-Isu Sosial dan Emosional di Sekolah Dasar: Bullying, Masalah Disiplin, dan Interaksi Sosial di Kelas

Di lingkungan sekolah dasar, perkembangan sosial dan emosional siswa memegang peranan yang sangat penting dan perlu perhatian serius. Pada usia ini, anak-anak berada dalam fase kritis dalam perkembangan psikososial mereka, di mana mereka mulai belajar berinteraksi dengan teman sebaya, memahami norma sosial, dan mengelola emosi mereka. Sayangnya, berbagai isu sosial dan emosional sering kali muncul di sekolah, yang dapat mengganggu proses belajar dan perkembangan siswa secara menyeluruh. Beberapa isu utama yang umum terjadi adalah bullying, masalah disiplin, dan kurangnya interaksi sosial yang sehat di dalam kelas.

1. Bullying di Sekolah Dasar

Bullying menjadi salah satu masalah sosial yang paling serius di tingkat sekolah dasar. Bentuk bullying dapat berupa fisik, verbal, maupun sosial, seperti memukul, mengejek, menyebarkan rumor, atau mengucilkan teman sekelas. Korban bullying sering kali merasakan kecemasan, ketakutan, bahkan depresi. Jika tidak ditangani, bullying dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak, menurunkan rasa percaya diri, dan menghambat pencapaian akademik mereka.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya bullying. Pelaku bullying sering kali berasal dari lingkungan keluarga yang tidak harmonis atau mengalami tekanan sosial. Selain itu, pengaruh media digital yang menyajikan konten kekerasan juga dapat berkontribusi pada perilaku ini. Dalam konteks ini, partisipasi guru dan orang tua menjadi sangat vital untuk mencegah dan menangani masalah bullying. Implementasi program anti-bullying di sekolah, seperti diskusi kelompok, konseling, dan pelatihan empati, bisa menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi perilaku ini.

2. Masalah Disiplin di Kelas

Masalah disiplin di kelas merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh para guru di sekolah dasar. Perilaku siswa yang kurang disiplin, seperti berbicara saat guru menjelaskan, melewatkan tugas, atau sering terlambat, dapat mengganggu suasana belajar. Berbagai faktor dapat memicu masalah ini, seperti kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya disiplin, lingkungan keluarga yang terlalu bebas, maupun kurangnya perhatian guru terhadap kebutuhan emosional siswa.

Untuk mengatasi masalah disiplin, guru perlu mengadopsi pendekatan yang positif dan konsisten. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan siswa dalam penyusunan aturan kelas, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan tersebut. Memberikan penghargaan untuk perilaku baik juga bisa memotivasi siswa untuk lebih disiplin. Tak kalah penting, guru perlu menjelaskan konsekuensi dari perilaku yang tidak disiplin, baik untuk individu maupun kelompok.

3. Interaksi Sosial di Kelas

Interaksi sosial yang positif di kelas sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Namun, dalam banyak kasus, siswa mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Konflik kecil yang berujung pada pertengkaran sering terjadi di sekolah dasar, dan beberapa siswa mungkin merasa kesulitan untuk bergabung dalam kelompok belajar atau aktivitas kelas karena kurangnya keterampilan sosial.

Guru memiliki peran yang krusial dalam mendorong interaksi sosial yang baik di kelas. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif, seperti kerja kelompok atau diskusi dalam kelompok kecil. Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk bekerja sama, saling mendukung, dan menghormati pendapat orang lain. Selain itu, guru dapat menyelenggarakan kegiatan yang membangun empati, seperti bermain peran (role-playing) atau simulasi, untuk membantu siswa memahami sudut pandang teman-teman mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun