Menurut penelitian Nafis Irkhami, Investasi adalah menempatkan sejumlah uang atau sumber daya di tempat lain dengan harapan mendapatkan keuntungan tertentu di masa depan, seperti yang diketahui oleh semua orang. (Nafis Irkhami, 2010). Dalam sebuah invsestasi pasti selalu ada risiko atau kendala yang terjadi dalam investasi, risiko maksudnya adalah Risiko yang kemungkinan terjadi penyimpangan dari rata-rata tingkat pengembalian yang diharapkan dan dapat diukur dengan standar deviasi dengan menggunakan statistik (Adia Nur Fadilah, 2019).
Berbicara mengenai investasi dan risiko, Penelitian Ketut Riandita Anjar Saraswati tentang risiko investasi menjelaskan bahwa risiko investasi adalah penyimpangan dari hasil yang diharapkan, dan risiko investasi juga mencakup kemungkinan kerugian karena ada perbedaan. antara hasil yang sebenarnya dan yang diharapkan.Â
Untuk mengurangi risiko investasi, investor perlu mengetahua jenis investasi apa yang mereka lakukan. Pendapatan dan modal yang minim. sekalipun tidak akan mempengaruhi hasil investasi, namun kesadaran dan risiko akan mempengaruhi hasil investasi. (Ketut Riandita Anjar Saraswati dkk, 2018).Â
Penelitian lain juga berpendapat bahwa rencana investasi yang harus dilakukan dan jumlah pendanaan yang diperlukan; karena ita, untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi, risiko yang terkait dengan investasi juga harus diketahui dan solusi untuk menghadapinya juga harus dievaluasi. Akibatnya, penelitian diperlukan untuk menganalisis risiko yang mungkin terjadi tersebut. (Rudy Hermawan Karsaman, 2007).
Karona risiko adalah salah satu faktor yang menentukan tingkat potongan yang menentukan. nilai suatu saham. Jika risiko investasi tinggi, harga salum dapat turun meskipun return tetap, yang berarti harga saham turun dan sebaliknya. Investasi saham melibatkan risiko sistematis dan tidak sistematis.Â
Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan atau industri mana pun dan tidak dapat dihindari dengan diversifikasi. Faktor-faktor ini termasuk kebijakan ekonomi pemerintah, pertumbuhan ekonomi, suku bunga deposito, nilai tukar, dan tingkat inflasi. Sebaliknya, risiko tidak sistematis adalah risiko yang timbul karena kondisi tertentu dari suatu perusahaan atau industri terhadap investasi tertentu. Kelompok risiko ini termasuk risiko kredit, kebangkrutan yang disebabkan oleh situasi internal perusahaan, dan lainnya. (Afriyeni, 2019).Â
Penelitian dari afriyeni dkk mengemukakan pendapat yang sama dengan penelitian Anas Tesya Br Sitepu yang juga mengemukakan bahwa Risiko investasi adalah besarnya hasil suatu investasi. Terkait dengan hal ini adalah semakin besar kemungkinan suatu investasi menghasilkan keuntungan. atau kerugian yang rendah, maka semakin besar pula risiko investasi tersebut. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi investasi.Â
Peta saham adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur risiko sistematis suatu sekuritas atau portofolio. Ini menunjukkan seberapa besar atau kecil perubahan return pasar dibandingkan dengan return yang ditawarkan perusahaan; semakin tinggi beta, semakin besar dampaknya terhadap return saham. (Anas Tesya Br Sitepu dkk, 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H