Mohon tunggu...
NURUL PUTRI ARFITRA
NURUL PUTRI ARFITRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak

10 November 2024   11:35 Diperbarui: 10 November 2024   11:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hereditas merujuk pada pewarisan sifat dari orang tua kepada anak melalui gen. Ini mencakup karakteristik fisik seperti warna rambut dan bentuk tubuh, serta potensi psikologis seperti kecerdasan dan bakat tertentu. Hereditas memberikan dasar bagi perkembangan anak, tetapi bukan satu-satunya penentu.

Teori Perkembangan Anak :

  • Teori Empirisme menekankan 100% dipengaruhi oelh lingkungan, orang tua,. bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman indrawi. Empirisme berargumen bahwa semua pengetahuan berasal dari pengamatan dan pengalaman nyata. John Locke mengemukakan bahwa pikiran manusia lahir seperti kertas kosong, yang berarti bahwa semua pengetahuan dibentuk melalui pengalaman.
  • Teori Nativisme menekankan perkembangan individu ditentukan oleh factor bawaan sejak lahir. Dalam konteks ini, hereditas merujuk pada sifat-sifat yang diwariskan dari orang tua kepada anak melalui gen. Diibaratkan apabila pembawaan pada orangtua yang cerdas, maka kelak anak itu menjadi pintar. Peran Pendidikan hanyalah sebatas untuk pengembangan bakat saja.
  • Teori Konvergensi merupakan gabungan dua teori yaitu lingkungan dan hereditas. Teori ini, yang diusung oleh William Stern, menyatakan bahwa setiap individu lahir dengan bakat atau potensi dasar yang dapat dikembangkan, namun proses pengembangan tersebut sangat bergantung pada lingkungan tempat individu tersebut berada, termasuk pendidikan dan interaksi sosial. Anak dilahirkan ke dunia sudah disertai dengan pembawaan baik maupun buruk.

Hereditas dan lingkungan tidak berdiri sendiri, keduanya saling berinteraksi dalam proses perkembangan anak. Misalnya, seorang anak dengan gen kecerdasan tinggi (hereditas) mungkin tidak mencapai potensinya jika tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung (lingkungan). Sebaliknya, seorang anak dengan latar belakang genetik biasa dapat berkembang menjadi individu yang luar biasa jika diberikan dukungan lingkungan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun