Mahasiswa jurusan Sastra Rusia di Universitas Indonesia (UI) yang bernama Muhammad Naufal Zidan (19) tewas karena ditikam berkali-kali oleh seniornya sendiri yang bernama Altafasalya Ardnika Basya (23). Jasad Naufal ditemukan pada Jum'at, 04 Agustus 2023. Pembunuhan ini bermula saat Altaf mengantarkan Naufal ketempat kosannya yang berada di Jalan Plakali Raya, Kukusan, Beji, Depok, Altaf dan Naufal menjalin pertemanan sejak awal pendidikan di Universitas Indonesia (UI). Altaf ternyata sudah membawa pisau lipat yang disimpan didalam jok motornya, sesampainya dikosan Atlaf mengambil pisau yang disimpannya untuk dimasukan didalam saku celananya. Setelah memasuki kamarnya, Naufal dan Atlaf sempat berbincang-bincang, Atlaf berpura-pura akan pulang tanpa banyak fikir Atlaf mengeluarkan pisau lipat yang disimpan disaku celananya dan menusuk Naufal. Sehabis melakukan aksinya, Atlaf pergi untuk mencari plastik dan kapur barus yang bertujuan untuk memasukan jasad Naufal kedalam plastik dan menutupi bau amis darah lalu menyembunyikan jasadnya dibawah tempat tidur.
 Selesai melakukan pembunuhan tersebut, Atlaf mengambil beberapa barang-barang milik Naufal yang diantaranya, macbook, dompet dan handphone. Sesudah kejadian, keluarga Naufal kesulitan untuk menghubungi Naufal. Kemudian pihak keluarga menghubungi pemilik kosan untuk membantu mengecek kamarnya akan tetapi pemilik kos tidak melihat keberadaan Naufal dikamarnya. Akhirnya pihak keluarga meminta pamannya Teguh Setiadji untuk mengecek esok hari, setibanya dikosan kondisi kamar Naufal terkunci lalu Teguh Setiadji mendatangi pemilik kos untuk meminta pintu kamar Naufal dibuka, ketika sudah terbuka kondisi ruangan sudah berantakan dan kapur barus yang berserakan. Teguh Setiadji mengecek ruangannya dan menemukan plastik hitam yang ternyata berisi jasad keponakannya yaitu Naufal, alhasil Teguh Setiadji melaporkan kepada pihak kepolisian. Selepas mendapatkan laporan pihak kepolisian bergegas mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa keterangan saksi. Kurang dari 3 jam, polisi sukses mengamankan Atlaf.
 Seharusnya kaka tingkat itu memberikan contoh yang baik kepada adik-adik tingkatnya, zaman sekarang mengerikan karena semakin kesini nyawa bukan suatu yang berharga. Ini menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa kita harus berhati-hati terhadap siapa saja sekalipun teman terdekat dan kita perlu iri terhadap pencapaian orang untuk menjadikan motivasi diri sendiri bukan untuk melakukan hal negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
 Masyarakat beropini bahwa pentingnya kita pendidikan (literasi) tentang pengelolaan keuangan. Hal ini karena banyaknya kasus tindak kriminal yang dilatar belakangi karena permasalahan terlilitnya hutang. Tetapi beberapa masih beropini bahwa pelaku masih menyembunyikan motif yang sebenarnya.
 Kesimpulan dari kasus tersebut adalah karena pelaku terlilit pinjol karena hutang-hutangnya. Pinjol adalah pinjaman online  yang sekarang menjadi salah satu alternatif pinjaman bagi masyarakat yang memerlukan dana cepat. Kita tidak perlu iri atas pencapaian orang lain jika akhirnya melakukan tindakan diluar kepala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H