Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Satu Bendera"; Menyeru untuk Bersatu, Tanpa Jemu

22 September 2016   18:18 Diperbarui: 22 September 2016   18:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia sebuah negara besar, dengan beragam suku bangsa, etnis, budaya, agama, dan ras. Ini sebuah kekayaan, tapi sekaligus menjadi sebuah realitas sosial yang rentan akan adanya friksi dan pergesekan. Maka akan tetap terjaga keutuhannya, jika setiap warga ikut menjaganya. Minimal dengan pola fikir toleransi, kami yakin, friksi dan pergesekan-pergesekan antar suku, ras, golongan dan agama akan terminimalisir. Karena bagaimanapun tindakan seseorang berangkat dari pola fikir yang ada di dalam setiap kepala kita.

Kami berkumpul dalam Komunitas Seni Tratag Budaya Estetik. Sebuah komunitas seni di Yogyakarta yang terdiri dari para pekerja seni lintas bidang, agama, ras, dan etnis. Kami mengedepankan karya sendiri, dan menyuarakan nurani melalui media estetika seni.

Melalui media ini kami bersuara, menyerukan apa saja, sesuai nurani yang ada. Kadang keindahan, kadang nyinyir, kadang senyuman, kadang kritik sosial atas keadaan yang memprihatinkan, bahkan kadang acap kali mentertawakan diri sendiri.

Beberapa tema telah kami angkat, bersama-sama dengan komunitas lain, yakni "The Spirit Of Crisis" #1 (1999), "The Spirit Of Crisis" #2 (2002), sebuah pertunjukan musik yang merupakan respon kreatif atas kondisi bangsa yang sedang krisis ekonomi, dan bahkan krisis multidimensi.

Saat ini kami sedang dan akan terus konsisten menyuarakan tema "persatuan" untuk Indonesia. Karena kami berangkat dari logika sederhana, tanpa persatuan, tak ada kedamaian, tak ada kesejahteraan, dan tentu tak ada pula karya yang terlahir dengan baik.

Komunitas ini berdiri tahun 1999, pasca gegap gempita arus reformasi. Dengan bermodalkan gemar dunia seni, seni apa saja, kami berkumpul, berkarya dan 'haha-hihi' bersama.

Kami yakin, Indonesia sebagai negara yang kaya, menjadi incaran para perampok dan pecinta nafsu serakah dunia. Maka 'persatuan' menjadi kata kunci untuk menjaga itu semua.

Dengan dibimbing, didampingi, dan sekaligus ditemani Mas Ambar Polah, kami berkumpul dalam sebuah studio musik, dan semua berkarya. Berkarya apa saja, dan bersuara apa saja dalam bingkai dunia seni.

Salah satu karya Mas Ambar Polah yang menyuarakan 'persatuan' adalah sebuah lagu berjudul "Satu Bendera". Sebuah lagu bersyair sederhana, muncul dari ide kreatif sebagai respons dari kondisi bangsa yang selalu terancam akan cerai-berai.

Mari kita simak sejenak syair ini:

SATU BENDERA
Ciptaan Ambar 'Polah' Tjahyono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun