Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merah Putih Tak Akan Basi

13 November 2016   00:21 Diperbarui: 13 November 2016   01:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bendera Merah Putih adalah simbol persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Satu Bendera ini telah mendarah daging dan bersemayam di dalam lubuk hati terdalam setiap jiwa bangsa. 

Saya teringat waktu jaman pemerintahan Suharto, bahkan sampai sekarang pun Bendera Merah Putih selalu menghadirkan rasa nasionalisme. Ketika demo ada bendera merah putih, sepertinya menambah spirit. Apalagi ketika pergesekan antar partai skitar tahun 1999, Bendera Merah Putih menjadi pengingat akan rasa persatuan. Itu yang terasa waktu itu.

Pergesekan antar anak bangsa yang berbeda golongan tentu tak bisa dihindarkan, akan ada terus sepanjang sejarah. Saya yakin, masih ada jiwa-jiwa kebangsaan dari sebagian bangsa Indonesia yang selalu mengingatkan akan pentingnya spirit kesatuan Indonesia. Sebuah semangat yang menjadikan Indonesia merdeka.

Bagi saya pesan moral persatuan harus tetap dikumandangkan. Semangat kesatuan harus selalu ditanamkan dalam setiap hati anak bangsa. Di samping itu jiwa untuk menerima perbedaan dalam sebuah kedamaian harus menjadi 'tradisi' yang baik bagi setiap warga. Tidak mengandalkan egoisme kelompok atau golongan.

Maraknya media sosial dengan mengumbar amarah, asal share informasi yang tidak punya dasar, bahkan info abal-abal menjadikan dunia semakin carut marut. Betapa banyak sekarang ini informasi hoax yang sengaja disebarkan demi uang. Padahal beresiko terpecahnya persaudaraan. Memprihatinkan!

Sudah seharusnya kita meletakkan kepentingan bangsa ini di atas kepentingan pribadi atau golongan. Saling mengingatkan di antara anak bangsa akan lebih menyejukkan. Bukan jiwa amarah yang dikedepankan.

Di negara mana pun sama, perang kepentingan akan selalu terjadi. Karena sifat dasar manusia mempunyai sifat egoisme dan ingin menang sendiri. Maka perlu selalu dikumandangkan seruan akan persatuan.

Seruan itu bisa melalui apa saja, terutama keluarga. Jika setiap keluarga mempunyai satu orang yang selalu mengingatkan kebaikan dan selalu menyuarakan kedamaian, saya yakin Indonesia akan relatif solid.

Setiap jiwa bisa menyerukan kebaikan dan persatuan bisa melalui apa saja. Ulama dan pendeta atau pemuka agama bisa melalui ceramahnya, seniman bisa melalui medianya masing-masing, dan setiap profesi bisa melalui alatnya masing-masing pula.

Maka Satu Bendera Merah Putih akan selalu menjadi simbol kesatuan dan sekaligus pemersatu. Di sinilah Satu Bendera tidak akan basi sampai kapan pun. ***

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun