Konsekuensi dari pembangunan sebuah kota adalah berubahnya fungsi tanah atau lingkungan. Tentu idealnya adalah tanah dan lingkungan tersebut dapat memberikan manfaat kesejahteraan sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat. Karena pembangunan itu sendiri bertujuan untuk itu.
Kenyamanan secara fisik bagi penghuni kota adalah kebutuhan dasar masyarakat. Kenyamanan fisik dalam konteks lingkungan adalah; 1) tersedianya air bersih yang cukup, 2) kebutuhan oksigen atau udara bersih yang baik, 3) suhu udara yang proporsional sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia dan 4) visualisasi tata ruang kota yang estetik.
Tulisan ini bukan sebuah kajian ilmiah tentang teknik lingkungan an-sich di Kota Yogyakarta, tetapi lebih pada gagasan upaya manajemen kota dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi lingkungan kota. Meskipun dalam implementasinya membutuhkan dukungan dari lembaga/institusi yang berkompeten di wilayah kesehatan lingkungan.
Yogyakarta adalah kota yang cukup strategis dengan dikelilingi daerah yang subur. Dekat dengan daerah pegunungan dan secara berkala mengeluarkan abu vulkanik yang mendukung kesuburan tanah. Maka Yogyakarta telah memiliki modal untuk menjaga kesehatan lingkungan dalam bentuk kesuburan tanah. Modal ini akan sia-sia jika pemanfaatan tanah dan lingkungan di Kota Jogja dilakukan semena-mena tanpa mempertimbangkan kelestarian kesuburan tanah itu sendiri, termasuk menjaga kesehatan dan ketersediaan air tanahnya.Â
Kebutuhan ini secara alamiah yang bisa menjawab adalah pohon. Dan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan standar kenyamanan lingkungan tak bisa dilepaskan dari arti tanaman atau pohon dalam mendukung pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Saya yakin bahwa fungsi pohon hampir semua orang mengetahui, karena sejak bangku sekolah dasar telah kita pelajari. Namun mungkin hanya sedikit yang telah sampai pada titik kesadaran dan melakukan sesuatu untuk mewujudkan dan melestarikan pohon. Maka yang dibutuhkan sekarang adalah upaya menggugah dan menggerakkan setiap warga masyarakat untuk melestarikan lingkungan dari scoop paling kecil, yaitu individu masing-masing.
Fungsi pohon yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan kenyamanan lingkungan adalah: 1) Penghasil Oksigen terutama di siang hari, dan sekaligus menyerap gas CO2 di udara, 2). Menurunkan temperatur udara antara 1°C sampai dengan 2° C., 3). Menahan dan menyimpan air tanah, 4). Menahan tanah dari erosi. Dengan fungsi dasar inilah, seharusnya pembangunan kota tidak boleh lengah dengan verifikasi AMDAL pada setiap pembangunan infrastrukturnya. Karena dengan analisa ini akan terukur dampak pembangunan atas kualitas lingkungan beserta strategi untuk mengantisipasi adanya resiko-resiko kerusakan alam.
Dalam pengelolaan lingkungan, secara praktis perlu langkah-langkah strategis; yaitu; 1). Susun Master Plan dan portofolio pembangunan kota beserta kewajiban akan kajian AMDAL-nya, 2) Lakukan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian dan pengelolaan lingkungan, 3). Ciptakan kegiatan yang mendukung terhadap pelestarian lingkungan, 4). Berikan reward bagi masyarakat yang telah berprestasi dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan.
Ini adalah sekekelumit gagasan tentang pengelolaan dan pelestarian lingkungan terkait dengan pembangunan infrastruktur di kota Yogyakarta yang semakin marak. Saya yakin dengan pendekatan berbasis humanis, masyarakat akan tergerak untuk mendukung dan melestarikannya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H