Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Mengapa Kriyawan Harus Mengikuti Pameran UNDAGI 2025?

23 September 2024   03:43 Diperbarui: 26 September 2024   11:20 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen ASKRINA

IIni sebuah pertanyaan paling dasar bagi para kriyawan dalam konteks media pameran mana yang layak dan pas untuk unjuk karya yang akan mendatangkan manfaat, baik secara apresiasi publik maupun secara bisnis. Mari kita diskusikan.

Bagi penulis, Pameran UNDAGI 2025 mempunyai beberapa point untuk dipertimbangkan oleh kriyawan dalam mengikuti pameran. Di antaranya adalah:

1. Pameran UNDAGI telah membuktikan kenaikan pengunjung/apresiator dalam dua portofolionya. 

Di kalangan kriyawan, Pameran UNDAGI sudah tak asing lagi. Terbukti sudah dua kali pameran ini diselenggarakan (tahun 2016 dan 2018) telah menampilkan karya dari ratusan seniman dari berbagai daerah di Indonesia. Di kalangan masyarakat umum pun demikian; Pameran ini selalu menghadirkan karya-karya terbaik dari kriyawan. Dan yang tak kalah menariknya, Pameran UNDAGI telah menginspirasi masyarakat dalam menciptakan ruang estetik di setiap rumah maupun ruang-ruang publik.

Menurut data dari internal ASKRINA (Asosiasi Kriyawan Republik Indonesia) sebagai penyelenggara pameran ini, Pameran UNDAGI pertama telah menarik 3740 pengunjung dalam 7 hari pameran, sedangkan pameran kedua telah menghadirkan 6232 pengunjung dalam 5 hari pameran. Nah, berapa kira-kira pengunjung Pameran UNDAGI 2025 yang akan diselenggarakan selama 10 hari? Tak muluk-muluk, Penyelenggara Pameran UNDAGI 2025 telah memperkirakan Pameran ini akan mendatangkan minimal 7000 an pengunjung selama 10 hari pameran, baik dari kalangan pejabat, kolektor, seniman, akademisi, pengusaha dan masyarakat umum. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mempunyai kesadaran estetika dalam ruang, baik ruang private maupun ruang publik. Di samping itu, dengan semakin meningkatnya jumlah apresiator, Pameran UNDAGI akan membuka ruang yang lebih luas pada apresiasi publik dan otomatis akan membuka pula ruang benefit.

2. Pameran UNDAGI dapat menjadi Collaboration Point (Titik Kolaborasi) bagi para seniman kriya. Seperti yang telah banyak digaungkan oleh para tokoh sosial, ekonomi dan budaya, bahwa untuk memacu perkembangan, baik dalam konteks pribadi maupun institusi sekarang ini adalah saatnya berkolaborasi dalam berkarya. Di sini Pameran UNDAGI menjadi ruang kolaborasi bagi para kriyawan dalam mengembangkan karyanya.

3. UNDAGI 2025 menjadi ruang untuk memperluas wawasan pengetahuan para kriyawan. Kriyawan dapat mengikuti perkembangan di dunia kriya, karena akan dihelat pula kegiatan diskusi tentang tema-tema kekinian dalam dunia kriya. Apalagi venue pameran ini ada di sekitar kampus ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, tentu akan membawa vibes yang mendukung pada perkembangan dunia kriya.

4. Pameran UNDAGI 2025 mengusung tema yang cukup relevan dalam kehidupan manusia, yakni Cakra Manggilingan. Tema ini menjadi musing point (titik renungan) baik bagi kriyawan maupun penikmat seni kriya, terutama di era kebebasan informasi tak berbatas dengan berbagai gejolak sosial, politik dan budayanya. Tentu ini menjadi tema yang cukup menantang bagi para kriyawan tentang bagaimana menyampaikan pesan moral Cakra Manggilingan dalam sebuah karya. Biasanya kriyawan akan terpacu adrenalinnya dalam menciptakan karya yang penuh tantangan ini.  Pameran UNDAGI tak hanya menampilkan karya hanya dalam rupa bentuk dan warna dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, tapi juga menampilkan kedalaman makna sebuah karya. Namun tak perlu pusing dengan tema ini, sesuai dengan ketentuan kuratorial dalam pameran ini ada beberapa point yang dapat menjadi acuan dalam karya bertema Cakra Manggilingan, adalah:

  • Tema; Karya kriya dengan motif cakra atau roda berputar, mencerminkan siklus kehidupan.
  • Inspirasi & Refleksi; Karya yang mencerminkan perjalanan hidup, perubahan, dan ketidakkekalan.
  • Proses Kreatif; Menunjukkan bagaimana konsep cakra manggilingan tercermin dalam proses penciptaan seni.
  • Makna Filosofis; Karya yang mengajak penikmat seni untuk merenungkan kehidupan dan perubahan.
  • Ritual dan Tradisi; Menampilkan ritual yang berhubungan dengan Cakra Manggilingan dalam proses pembuatan karya.

5.  Pameran UNDAGI 2025 akan menjadi barometer perkembangan seni kriya di Indonesia. 

Bercermin dari portofolio pameran pertama dan kedua, Pameran UNDAGI telah menjadi ruang titik puncak kreatifitas para seniman kriya. Di mana perkembangan jaman telah membawa perkembangan pula dalam hal ide, alat dan bahan baku dalam menciptakan karya seni kriya. Ini menggambarkan bahwa Pameran UNDAGI dapat menjadi barometer perkembangan seni kriya di Indonesia.  Secara otomatis, para penikmat seni akan lebih tertarik dan penasaran pada perkembangan karya-karya kriya kekinian.

Itulah beberapa point, mengapa kriyawan mesti mengikuti Pameran UNDAGI 2025. Anda kriyawan berbakat? Tak mau ketinggalan kan? Yuk! ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun