Malam itu terasa sunyi. Kang Ngatman bangun dan mengambil air wudlu, mau menunaikan Sholat Tahajud seperti biasanya.
Tapi kali ini berbeda. Dalam sujudnya, Kang Ngatman tak hanya menitikkan air mata, tapi benar-benar menangis.
Usai sholat tahajud, matanya memerah.
"Kenapa nangis Kang?," tanya Yu Surip, istrinya.
"Sendal jepitku putus", jawab Kang Ngatman.
"Sudahlah,... kan ini masalah 'kadonyan' (keduniaan) seperti yang sering kau katakan, bahwa urusan dunia tak harus ditangisi?", kata istrinya menimpali.
"Ya wajarlah kita berdo'a dan berkeluh kesah pada Tuhan. Bukankah Tuhan yang meminta kita berdo'a padaNya?", kata Kang Ngatman balik bertanya.
"Sudahlah!, kita malu Kang!"
"Malu pada siapa?"
"Ya malu pada Tuhan lah!" Jawab istrinya.Â