Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Catatan Kecil untuk Penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta

5 Agustus 2017   04:23 Diperbarui: 5 Agustus 2017   16:14 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: www.infofky.com

Melihat kesibukan panitia Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) ke-29 tahun ini, mengingatkan saya pada 17 tahun yang lalu. Waktu itu saya ikut menjadi panitia FKY ke-12 tahun 2000. Tahun ini FKY telah berusia 29 tahun. Sebuah usia yang tidak lagi anak-anak ataupun remaja, tapi telah menginjak dewasa, dari sisi apapun.

gambar: www.infofky.com
gambar: www.infofky.com
Membongkar memori yang telah 17 tahun terpendam, seperti mengais-ngais barang kuno di tumpukan barang-barang yang menggunung. Biasanya dulu SK Gubernur berlaku untuk 2 tahun, jadi saya menjadi panitia FKY ke-12 & ke-13 pada tahun 2000 dan 2001. Waktu itu saya dipercaya oleh Ketua FKY Bapak Drs. Sumaryono, MA. (Sekarang Profesor; dosen Institut Seni Indonesia) sebagai koordinator Seminar.

Di sini saya hanya ingin sharing sedikit tentang hal yang menjadi catatan saya waktu itu. Tentu bagi saya, seorang pendatang dari luar Jogja yang dipercaya untuk menjadi bagian cukup penting di kepanitiaan FKY adalah sebuah kehormatan. Dan saya senang ketika bisa berkenalan dengan para seniman Jogja yang sangat kreatif, bisa silaturrahim, belajar dan berguru pada mereka.

Saat itu mungkin saya masih mempunyai idealisme yang cukup tinggi. Sebagai Koordinator Seminar, sebetulnya tidak ada keharusan untuk membuat event seminar dengan scoop nasional. Tapi mungkin saya agak memaksakan diri untuk membuat sebuah Seminar Nasional. Event seminar atau diskusi seni yang biasanya diselenggarakan di tempat sederhana, sambil lesehan, tapi saat itu saya mencoba untuk menyelenggarakan di sebuah Hotel Bintang 5, bak seminar nasional pada umumnya. Sebetulnya bukan untuk wah, karena menurut saya tempat di manapun sama saja, yang penting hasil dari seminar itulah yang menjadi substansi, dan itu jauh lebih penting.

Saat itu saya mengambil tema, kalau tidak salah "Jogja Never Ending Asia di tengah Keanekaragaman Seni & Budaya". Mengapa saya ambil tema itu. Karena waktu itu sedang hangat-hangatnya slogan "Jogja Never Ending Asia". Dengan harapan, bahwa slogan itu akan ter-publish secara baik dan menjadi kajian yang menarik.

Saat itu saya mengundang beberapa pembicara yang cukup representatif. Ada Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai penggagas slogan "Jogja Never Ending Asia", tapi karena berhalangan beliau tidak bisa hadir. Kemudian ada Pak Hermawan Kartajaya, seorang marketter dari MarkPlus dan pengkaji slogan itu, kebetulan beliau juga berhalangan hadir. 

Sedangkan pembicara yang hadir waktu itu adalah Pak Darmanto Jatman (alm), budayawan dari Semarang. Kemudian ada Mas Nano Riantiarno, aktor dan pendiri Teater Koma, dan Mas Ulil Abshar Abdalla, aktifis NU. Sedangkan Moderatornya adalah Mas Sumbo Tinarbuko, dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Saya tidak akan membahas tentang tema seminar itu di sini. Saya hanya mengenang saja. Semoga menjadi catatan sejarah untuk FKY, dan bisa menjadi referensi dan pengalaman yang bisa diambil hikmahnya untuk teman-teman penyelenggara FKY mendatang.

Beberapa catatan saya tentang FKY di antaranya adalah:

1. Penyelenggara

Waktu itu masih ada semacam dikotomi antara penyelenggara FKY oleh seniman atau bukan. Meskipun ini tidak tersurat dalam sebuah diskusi terbuka, namun di beberapa obrolan, kadang muncul dan dibicarakan.

Ada yang berpendapat, jika seniman terlibat dalam kepanitiaan FKY, maka pekerjaannya tidak/kurang tertata secara baik. Seniman mestinya ditempatkan pada tempatnya, yakni sebagai kreator. Sebaliknya, ada juga yang berpendapat, bahwa seniman bisa saja menjadi panitia dalam FKY, karena merekalah yang mengerti dunia seni yang digelutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun