Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kendala dalam Produksi Film Berbasis Komunitas

25 Mei 2017   21:44 Diperbarui: 26 Mei 2017   00:28 4385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini saya tulis karena setiap melakukan kegiatan apapun, saya mencoba untuk mencatat hal-hal yang penting untuk bahan belajar, termasuk dalam produksi film. Meski masih seumur jagung, saya kira tak ada salahnya jika saya berbagi untuk sahabat-sahabat semua pecinta dan pembuat film. Mungkin saja dalam catatan saya tidak ditemukan dalam buku-buku literatur tentang produksi film. Maka jika ada kekurangan sangat terbuka untuk dikoreksi.

Sebagai karya kolektif, dalam produksi film tentu banyak faktor yang bisa menjadi kendala/hambatan. Ini saya paparkan semata-mata untuk diketahui dan sekaligus diantisipasi oleh para pembuat film (film maker).

Di antara kendala tersebut adalah:

1. Faktor SDM (Sumber Daya Manusia).

Mengapa ini saya tempatkan di urutan pertama? Semata-mata karena faktor SDM adalah faktor yang sangat krusial (penting). Tanpa adanya SDM yang berkompeten, sebuah film tak akan jadi baik, bahkan tak bermakna.

SDM tersebut tentu meliputi seluruh Tim pembuat film. Mulai dari Sutradara (Director), DOP (Director Of Photography), Direktur Artistik (Art Director), Manajer Lokasi (Location Manager), Pimpinan Produksi, Unit Manager, Waredrobe, MakeUp, bahkan sampai PU (Pelaksana Umum). Tak ketinggalan talent (aktor, aktris, supporting talent dan figuran/ekstras). Semua harus mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.

Disamping harus mempunyai kompetensi masing-masing, Tim Produksi Film harus bisa kerjasama dalam kelompok dan tidak mengandalkan egoisme dalam berkarya. Karena jika saling mempertahankan egoisme masing-masing, proses produksi film akan mengalami hambatan yang signifikan.

Perlu saya berikan tekanan (stressing) di sini adalah peran Sutradara dan Pimpinan Produksi.

Seorang Produser yang notabene orang yang paling atas dalam struktur produksi film harus pandai-pandai memilih sutradara, pimpinan produksi dan kru yang lain dalam Tim Produksinya. Salah satu pegangan dalam menempatkan personel adalah The right man on the right place. Agar semua bagian/divisi mampu menyajikan kerja di bidangnya masing-masing secara maksimal.

Lalu bagaimana kesempatan orang-orang yang mau belajar dalam produksi film? Apakah tidak boleh ikut? Tentu boleh saja, tapi dalam konteks magang atau belajar pada orang-orang yang telah mempunyai keahlian di bidangnya.

Tidak hanya dalam bidang produksi film saja, bidang apapun, proses pembelajaran melalui praktek magang menjadi sangat penting. Karena dengan magang, kita ditunjukkan kasus-kasus real yang terjadi di lapangan, dan bukan dari teori saja. Kadang teori tak bisa menjawab tantangan permasalahan-permasalahan di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun