Mohon tunggu...
nurul mufidah
nurul mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - teknik industri unair

PDB D-2.20

Selanjutnya

Tutup

Music

Pandangan Sebelah Mata Masyarakat Terhadap ARMY, Penggemar BTS

3 Juni 2022   23:49 Diperbarui: 4 Juni 2022   00:30 3631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Fancam ARMY (Twitter)

Setiap orang pasti memiliki hal-hal yang mereka sukai dan ikuti. Hal-hal tersebut bisa jadi adalah buku, tokoh politik, tim sepak bola, dan grup musik atau penyanyi. Setiap orang juga memiliki hak untuk menyukai suatu hal dan memiliki sesuatu yang digemari dapat memberikan manfaat yang baik seperti menjadi inspirasi, menambah semangat, dan sesederhana membahagiakan diri.

Terutama pada saat masa pandemi Covid-19 dimana banyak orang yang mengalami tekanan batin karena menghadapi banyak tantangan serta aturan baru, menemukan sesuatu yang dapat memberikan semangat tanpa harus bepergian keluar rumah adalah hal yang penting. Salah satu hal yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia adalah musik K-Pop.

Industri musik Korea Selatan menciptakan istilah K-Pop dan berhasil membentuk budaya sendiri yang cukup kuat di negaranya sendiri hingga ke negara lain, termasuk Indonesia. Kelompok penggemar atau fandom K-Pop di Indonesia sangatlah besar. Salah satu fandom K-Pop terbesar di Indonesia adalah Adorable Representative MC for Youth atau ARMY, yang merupakan panggilan bagi penggemar dari boyband Korea Selatan, Bangtan Seonyondan BTS.Bangtan Sonyeondan atau lebih dikenal sebagai BTS.

Indonesia sendiri menyumbang 20% dari jumlah ARMY di seluruh dunia. Namun banyaknya jumlah ARMY di Indonesia tidak menjamin penerimaan yang seutuhnya dari masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang merasa menjadi penggemar dan tergabung dalam komunitas ARMY merupakan hal yang sia-sia. Maka mereka masih merasa asing dan heran dengan jumlah dan aktifnya ARMY di Indonesia.

Komunitas ARMY di Indonesia pun sering menerima ujaran kebencian dan pada akhirnya ujaran kebencian tersebut berujung pada adanya bias gender. Bias gender adalah suatu kondisi yang memihak, memandang sebelah mata atau bahkan merugikan salah satu gender. Terkait dengan masalah ini, saya akan beropini sebagai salah satu  pendengar setia musik K-Pop dan juga sebagai ARMY atau penggemar BTS.

Sumber : Unggahan @BTS_twt sesaat setelah konser PTD On Stage LV
Sumber : Unggahan @BTS_twt sesaat setelah konser PTD On Stage LV

Penggemar K-Pop, termasuk ARMY di Indonesia mayoritas adalah perempuan. Banyak warganet yang melihat fenomena fandom K-Pop ini sebagai fanatisme buta dari perempuan. Masyarakat Indonesia melihat fandom ini sebagai bentuk fanatisme dari perempuan. Perempuan dianggap terobsesi dengan tampilan fisik dari boyband, lalu setiap tindakan langsung dihakimi, seakan perempuan tidak bisa memiliki kesenangan. Mulai dari perempuan remaja hingga dewasa, semua yang tergabung dalam komunitas ARMY pernah merasakan dan menemukan komentar seksis terkait ekspresi mereka kepada apa yang mereka sukai.

Setelah adanya BTS Meal, masyarakat umum serta media di Indonesia banyak mengangkat soal isu konsumerisme dan fanatisme perempuan tanpa melihat hak perempuan untuk menyukai sesuatu, padahal terdapat aksi sosial yang ARMY sudah siapkan di belakangnya.

Menurut saya, kegiatan menyukai dan mendukung musisi K-Pop sama seperti dengan kegiatan komunitas lain pada umumnya. Contohnya adalah komunitas pecinta olahraga. Mereka juga melakukan hal yang sama untuk idolanya. Mereka juga mengeluarkan uang untuk tiket pertandingan, jersey, dan aksesoris lainnya. Penggemar tim atau komunitas olahraga didominasi laki-laki dan mereka tidak mendapatkan label fanatisme atau konsumerisme dari masyarakat. Padahal, kegiatan yang mereka lakukan serupa dengan kegiatan fandom K-Pop.

Tentu terlihat ketidakadilan dalam hal ini dan saya memandang hal ini sebagai bentuk bias gender yang sangat berdampak bagi perempuan di fandom K-Pop. Opini dan pandangan masyarakat Indonesia cenderung memojokkan perempuan yang mengekspresikan kegemarannya terhadap musik K-Pop. Hal tersebut berdampak pada kehidupan sehari-hari, mulai dari pertemanan hingga interaksi sosial. Banyak perempuan penggemar BTS yang dianggap berlebihan dalam mendukung idolanya, tidak realistis dan terlalu kekanak-kanakan. Meski begitu, masyarakat secara global telah menyadari bahwa ARMY adalah komunitas yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun