PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ROHANA KUDUSÂ
Sejarah perjalanan manusia tidak akan perna lepas dari pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu wadah atau wahana yang dapat merubah pola pikir menuju stratifikasi sosial yang lebih baik yang dapat dienyam oleh setiap warga Negara.
Tetapi, sepanjang perjalanan manusia. Pendidikan acap kali menjadi momok bagi sebagian orang terutama kaum perempuan. Hal itu, dapat kita lihat Pra-Sejarah berdirinya bangsa ini, pendidikan hanya boleh dicicipi oleh kaum-kaum ningrat, bangsawan tarutama kaum laki-laki, perempuan hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu dan budak pada masa itu. Banyak dari kaum perempuan yang teralienasi akibat dari kuatnya budaya patrearki waktu itu.
Perempuan sering kali menjadi obyek marjinal yang berlebihan, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor Pertama, akibat konstruksi budaya. Artinya perempuan sering dipetakan atau dipolakan sebagai kaum yang memiliki rana kerja sentrallistik domestik yang sering dianekdotkan dengan sumur, kasur dan dapur". Kedua, akibat pemberdayaan perempuan yang belum merata. Pemberdayaan ini sangat erat kaitanya dengan pendidikan, sebab keterbelakangan perempuan dominan disebabkan oleh rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh kaum perempuan.
Mendidik perempuan melalui surat kabar
Dimasa kecil, rohana kudus sudah terbiasa membaca dan berhadapan dengan media dan surat kabar. Dari kedekatan itulah menjadikan dunia baru baginya dan membawanya menjadi jurnalis Perempuan pertama di Nusantara, sekaligus pelopor media massa Perempuan dengan didirikanya surat kabar sunting melayu pada 10 juli 1912.
Dimana berita dan tulisan-tulisanya berkenaan dengan perempuan, ia selalu menampakan perjuanganya sebagai perempuan yang perduli terhadap kaumnya, tulisanya seakan-akan mendobrak Dunia kelam, perempuan yang tengah dipermainkan oleh realita yang tidak adil. Disinilah keberanian rohana, ia mampu memformulasikan perjuangan dan gerakanya dalam suasana yang sulit direkayasa. Disini pula letak pentingnya kerja pres ketika dunia masih terkepung dalam pembagian kerja seksual, ia mendobrak dengan kemampuan yang dimiliki sehingga menjadikan pers sebagai komonitas ditenga dominanya laki-laki.
Rohana Kudus Perempuan Yang Memberontak
Rohana Kudus, lahir di Koto Gadang Bukit tinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12 Desember tahun 1884. Dari pasangan Muhammad Rasyad Maharaja Sutan dan Kiam, yang ayahnya merupakan seorang jurnalis dan ibunya sebagai perempuan biasa. Rohana Kudus merupakan saudara sebapak dengan Sutan Syahrir (Pimpinan Partai Sosialis Indonesia). dan pada umur 24 tahun Rohana Kudus menikah denan Abdul Kudus pemucak sutan yang memiliki jiwa sosial dan aktif di partai politik.
Kebiasaan membaca buku merupakan karakteristik dari Rohana Kudus sehingga tidak heran jika kemudian, ketika masih berumur 6-8 tahun buku yang ada dirumahnya habis dibaca, karena rajin membaca itulah ia mudah memahami keadaan sosial kala itu, gerakan yang dilakukan Rohana Kudus menjadi seorang guru bagi teman-temanya, ia mengajarkan teman-temanya pentingnya membaca.
Dengan dibekali keterampilan ilmu, ia mengajar teman-teman sebayanya dengan suka rela dan senang hati, dalam sejarah pendidikan di indonesia tidak ada perempuan berumur 10 tahun dimasa itu yang memiliki sekolah terbuka seperti yang dilakukan Rohana, hanya ialah yang membuka sekolah di umur 10 tahun.Â