Oleh : Nurul Maulidatus Sa'diyah
Menuntut ilmu adalah suatu hal yang tidaklah mudah, semua itu butuh kesabaran dan pengorbanan. Dan juga banyak sekali godaan dan cobaan yang datang. Namun jika kita sudah mendapat buah dari semua proses kita, Maka kita akan bisa merasakan bagaimana niknmatnya hasil yang kita dapat. Itu semua tergantung bagaiman proses yang kita jalani.
Dulu waktu aku masih MA aku di pondokkan oleh kedua orang tuaku, sebenarnya aku sedikit merasa takut dan bimbang karena hal itu merupakan suatu pengalaman pertama aku mondok dan jauh dari kedua orang tuaku. waktu di pondok aku sempat ingin sekolah tanpa mondok seperti teman temanku yang lain. dulu waktu di pondok aku merasa takut, karena takut disuruh hafalan dan setoran, jujur waktu itu aku pernah sempat putus asa karena teman teman di kamar ku banyak yang sudah mempunyai hafalan yang banyak sedangkan aku untuk hafalan saja sangatlah sulit untuk menghafalnya. Kehidupanku di pondok dulu sangat berat bagiku. Terkadang aku berpikir, aku tidak menyangka bahwa aku masuk di pondok pesantren. Awalnya semua kujalani saja, walau dengan rasa berat hati, aku tetap barusaha menjalaninya dengan ikhlas, meskipun sambil mengucap "ya Allah, ya Allah". Dalam hadist di jelaskan :
مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتّٰى يَرْجِعَ. (رواه الترمذى)
"Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali." (HR. Tirmidzi).
Dulu saat aku dipondok aku di ajarkan tentang makhorijul huruf dan ilmu ilmu tentang al quran karena pondok ku adalah pondok pesantren berbasis Tartilul Qur'an . waktu itu aku tidak mengerti apa itu makhorijul huruf dan aku sempat berfikir untuk apa memepelajari ini, setiap pertemuan biasanya bu nyai ku menyuruh untuh menghafalkan mahorijul huruf dan juga menghafal beberapa surat-surat penting. Dulu aku sempat mengeluh dan bercerita kepada orang tuaku dan sempat juga aku mengeluh kepada pamanku karena pamanku adalah orang yang sering menjenguk ku di pondok karena posisi tempat tinggal orang tuaku dengan pondok pesantrenku lumayan cukup jauh jadi jika aku ingin membutuhkan sesuatu aku meminta tolong pada pamanku. Waktu itu aku sempat curhat kepada pamanku bahwa aku sulit untuk meghafal dan juga tidak kuat tapi pamanku terus berusaha menyemangati dan terus menasehatiku " jalani saja dengan ikhlas, semua itu butuh proses dan engga semua harus bisa dan enggak semua itu langsung pintar, semua itu butuh pengorbanan dan kamu harus tirakat. Ingat orang tua kerja nyari uang buat kamu''. Seketika aku rasanya ingin menangis. Namu aku tahan agar tidak menangis karena rasanya malu jika menangis itu. Dalam hadist dijeaskan bahwa :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
" Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).
Setelah itu aku berusaha untuk berubah dan beniat sungguh- sungguh untuk mencari ilmu. Namun meski begitu pasti ada saja godaan untukku seperti diam- diam keluar pondok Bersama teman-temanku lewat belakang pondok untuk jalan jalan tanpa izin. Namun aku tetap Kembali ke pondk saan waktu ada kelas, kadang juga aku pernah diam diam keluar setelah mengaji Bersama temanku untuk membeli jajan lewat belakang pondok karena tidak di perbolehkan untuk keluar karena sudah sore. Namun aku tidak meninggalkan kewajibanku untuk belajar dan mengaji. Seiring berjalannya waktu lama kelamaan aku sedikit sudah nyaman di pondok, di pondok aku mendapat pengalaman yang sangat banyak dan juga aku mendapat teman yang banyak dari berbagai daerah.
Dan kini aku sadar saat sudah keluar dari pondok bahwa begitu pentingnya menuntut ilmu dan dimanapun kita belajar dan tempat kita menuntut ilmu itu sama saja, Itu semua tergantung dari niat kita menuntut ilmu. malah terkadang sesuatu yang terlihat menyenangkan dan terlalu bebas itu tidaklah baik untuk kita. Menuntut ilmu meski perjalanannya sulit, namaun kita jalani dengan ikhlas maka semua akan di permudah oleh Allah.
Begitulah sulitnya menuntut ilmu banyak sekali rintangan yang perlu kita lewati dan hadapi, namun hasil yang kita dapat dari pengorbanan yang kita lakuakan juga tidak akan sia- sia. Meskipun kita merasakan di awal kita merasakan bagaimana susahnya mencari ilmu namun kiyta akan dapat merasakan buat dari hasil apa yang kita korbankan. Jangan sampai kita menyesal di hari tua nanti karena merasakan bagaimana paitnya hidup tanpa ilmu, lebih baik merasakan pahit di awal daripada di akhir. Dalam hadis dijelaskan :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah dari Anas RA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H