Health Care Must be Transformed (Transformasi dari Rekam Medik Kertas ke Rekam Medik Elektonik)
Rekam medik pada abad ke-19 bermula sebagai catatan lab bagi pasien tertentu. Rekam medik tersebut dimaksudkan untuk mengingat hasil pengamatan, menginformasikan pihak lain, memberi instruksi kepada siswa, memperoleh pengetahuan, memantau penampilan, dan memberi alasan pembenaran bagi tindakan intervensi.
Pada perkembangannya dalam menghasilkan outcome peningkatan kualitas kesehatan pasien, rekam medik kini beralih fungsi lebih dari sekedar catatan lab bagi pasien terutama terkait perannya sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan   medis yang harus diberikan kepada pasien. Rekam medik dituntut mampu membentuk basis-data historik pasien yang mantap, disamping menunjang komunikasi antar-provider kesehatan baik itu dokter, perawat, farmasis, maupun tenaga kesehatan lainnya.
Konsekuensi alih fungsi rekam medik tersebut diatas, menuntut pengembangan rekam medik menjadi sistem informasi strategis yang berawal dari pemantapan rekam medik sebagai inti dari sistem data klinis (clinical data sistem). Tujuannya sendiri untuk mengumpulkan, menganalisis, menyimpan dan melacak kembali data yang diperlukan dalam penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan kepada pasien.
Sementara itu rekam medik kertas (manual) yang memiliki berbagai kelemahan, salah satunya terkait kekurang efisiensinya dalam praktik sehari-hari dinilai sudah kurang mampu untuk menjawab tuntutan fungsi rekam medik tersebut diatas. Secara pragmatis, rekam medik kertas mengondisikan sulit terpenuhinya syarat pertama, data dapat ditemukan apabila dibutuhkan. Kedua, data yang telah ditemukan dapat dibaca dan diinterpretasikan. Ketiga, data dapat diupdate dengan hasil baru secara konsisten dengan kebutuhan untuk mengaksesnya kembali bagi saat diperlukan. Di lain pihak, rekam medik kertas (manual) juga dinilai sebagai salah satu upaya pelayanan kesehatan yang kurang ramah lingkungan.
Rekam medik elektronik yang merupakan bagian dari Eletronic Health Record (EHR) telah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di berbagai belahan dunia untuk menggantikan atau   melengkapi rekam  medik berbentuk kertas. Dalam   implementasinya penggunaan tekhnologi ini memerlukan kesiapan petugas kesehatan termasuk perawat dan juga kesiapan pasien ketika berhadapan dengan teknologi sistem informasi ini. Di Indonesia,  perubahan rekam medik kertas ke rekam medik elektronik belum banyak dilakukan, tertinggal jauh dari Amerika yang telah memulai sejak tahun 1999, Inggris sejak tahun 2000, dan New Zeland sejak tahun 2002.
Rekam Medik elektronik memiliki berbagai kelebihan, pertama dapat meminimalkan human eror, karena rekam medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik. Kedua, dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan layanan kesehatan.  Ketiga, rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara otomatis. Keempat, dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran utuk penanganan pasien. Kelima, dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medic. Health Care Must be Transformed. Setuju?
Kaliurang, 14.05.2012_17:13
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H