Mohon tunggu...
Humaniora

Sukseskan Anakmu dengan Pola Berikut

13 Maret 2017   05:32 Diperbarui: 13 Maret 2017   16:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Parenting merupakan proses interaksi yang terjadi antara  orangtua dengan anak untuk menanamkan nilai-nilai yang dianggap penting bagi keluarga dan masyarakat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungan mereka. Dalam parenting itu sendiri, terdapat pola-pola pengasuhan orangtua terhadap anak. Pola asuh yang dilakukan orangtua akan menentukan dan mempengaruhi kepribadian serta perilaku anak. Baik buruknya anak tergantung pada pola asuh yang dilakukan orangtuanya.

            Berikut macam-macam pola pengasuhan orangtua pada anak;

  • Pola asuh otoriter (parent oriented)

Adalah dimana orang tua memaksakan pendapat atau keinginan pada anaknya dan bertindak semena-mena (semaunya kepada anak), tanpa dapat dikritik oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa-apa yang diperintahkan atau dikehendaki oleh orang tua. Anak tidak diberi kesempatan menyampaikan apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakannya.

Dalam keadaan seperti, anak hanya dianggap sebagai robot yang apa-apa harus menuruti semua perintah atau perkataan orangtua. Pola asuh seperti ini akan mengakibatkan anak menjadi penakut, pencemas, tidak percaya diri, sulit bergaul dan kurang mandiri karena segala sesuatu yang diperlukan oleh anak tergantung dengan orangtua. Pola seperti ini juga mengakibatkan anak tumbuh menjadi individu yang kurang inisiatif. Apabila anak tidak menerima terhadap perlakuan orangtua yang otoriter maka akan menyebabkan anak tumbuh menjadi orang yang suka berbohong, pemberontak, nakal dan dan jika anak mendapatkan masalah maka anak akan lari dari masalah tersebut.

Namun, pola asuh otoriter ini tidak hanya bersisi negatif saja, melainkan ada sisi positifnya juga. Adapun anak yang mau menierima pola asuh yang otoriter maka pola asuh tersebut akan memberikan nilai positif  bagi anak. Sisi positifnya adalah anak menjadi penurut, disiplin, mentaati peraturan yang ditetapkan oleh orangtua. Tetapi ada pula anak yang penurut dan disiplin di depan orangtuanya saja, dibelakang orangtua mereka membangkan. Hal ini dilkukan anak karena hanya untuk menyenangkan hati orangtuanya. Oleh karena itu, dalam mengunakan pola asuh ini sebaiknya orangtua lebih berhati-hati atau menggunkannya ketika waktu-waktu tertentu saja.   

  • Pola Asuh Permisif (Children Centered)

Adalah pola asuh diamana orangtua selalu menuruti  apa yang diinginkan anak. pola asuh ini merupakan kebalikan dari pola asuh otoriter yang dimana kuasa tertinggi dalam keluarga adalah orangtua, sedangkan pola asuh permisif yang lebih berkuasa dalam keluarga adalah anak. Dalam pola asuh permisif anak mencoba membuat aturan di keluarganya, disini kemauan anak tidak boleh ditentang oleh siapaun meski orangtuanya. Orangtua harus menuruti semua keinginan anak meski orangtua tidak setuju. Keinginan orangtua berada dibawah keinginan anak. Pola asuh ini mengakibatkan anak menjadi manja dan menjadikan anak semena-mena.

Pola asuh permisif apabila dilakukan secara terus menurus pada anak sehingga anak mencapai usia dewasa akan membuat anak tidak mandiri. Anak tidak akan bisa lepas dari orangtuanya walaupun mereka telah dewasa. Mereka akan selalu bergantung pada orangtuanya sampai orangtuanya tiada. Sebaiknya, menggunakan pola ini ketika waktu-waktu tertentu, semisal anak mendapat nilai tertinggi di dalam kelas, maka orangtua boleh memanjakannya seperti memberikan hadiah pada anak, atau membelikan sesuatu yang di inginkan anak sebagai sebagai hadiah untuknya.

Pola asuh permisif akan membuat anak kreatif, mandiri, inisiatif, dan mampu mewujudkan aktualisasi dirinya dimasyarakat. Apabila anak menggunkan pola asuh tersebut dengan tanggung jawab.

  • Pola Asuh Demokratis
  • Adalah pola asuh dimana memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak. Maksudnya, apa yang dilakukan anak tetap harus ada di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Pada pola asuh ini kekuasaan yang dimiliki orangtua dan anak dalam keluarga sama. Disisni orangtua dan anak tidak semaunya sendiri pada salah satu pihak, atau keduanya tidak memaksakan kehendak antara satu sama lain. Dalam memutuskan sesuatu, maka mereka akan saling berkomunikasi terlebih dahulu.
  • Sisi positif dari pola asuh demokratis adalah  akan menjadikan anak berindividu yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab, tidak suka berbohong dan mau diajak bekerjasama. Adapun sisi negatif dari pola asuh ini adalah anak cenderung menyibukkan orangtua, karena sering mempertimbangkan segala sesuatunya antara orangtua dan anak.
  • PolaAsuhSituasional
  • Adalah pola asuh dimana orang tua dapat menggunakan satu atau dua pola (campuran pola asuh) dalam situasi tertentu. Orang tua tidak menetapkan salah satu tipe saja dalam mendidik anak. Penerapan pola asuh situasional ini lues tidak kaku dalam keluarga. Pola ini akan menjadikan anak lebih berani dalam menyampaikan pendapat.

            Dari pola-pola asuh diatas, para orangtua bisa mempadu-padankan pola-pola asuh tersebut. Pola apapun yang digunakan orangtua akan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak. Kesuksesan anak juga tergantung pola asuh didik pada anak. Semoga para orangtua bisa mensukseskan anak-anaknya di dunia maupun di akherat kelak ataupun sebaliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun