Mohon tunggu...
Nurul Mahmudah
Nurul Mahmudah Mohon Tunggu... Guru - Generasi Sandwich Anak Kandung Patriarki

Si sanguinis yang sering dibilang absurd. Aku tukang rebahan yang berharap bisa memberikan perubahan untuk Negara.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memaknai "Bahagia" dan Cara Untuk Berbahagia

8 Juni 2022   16:00 Diperbarui: 7 Juli 2022   10:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udah saatnya stop untuk menilai cara orang lain bahagia. Sadar setiap orang memiliki masalah yang juga cukup rumit dalam hidupnya. Kita tidak pernah tahu seberapa sulit hari yang ia lalui, apalagi dengan banyaknya emosi/topeng yang berusaha ia tutupi dari public. 

Semua berusaha bahagia dengan caranya sendiri. Jadi menilai cara orang bahagia sangatlah tidak manusiawi. Apalagi sampai merasa cara bahagia kalian lebih baik daripada orang lain. Wkwkwk

Gini deh gampangnya,
Sekalipun kalian tahu kehidupan masalah seseorang, kalian tidak akan pernah bisa membuat dia bahagia sebesar apapun usaha kalian. Paling mentok cuma bisa bikin dia ketawa. Tapi apa ketawa itu representasi dari "kebahagiaan"?

No, salah banget banget.
Terlalu banyak mereka yang menggunakan suara tawa hanya untuk menelan tangis yang tertahan di tenggorokannya, menyamarkan bayangan kisah tragis dari otaknya, dan menutup suara hati yang terasa berisik terdengar sampai ke telinga. Sampai sini paham?

Kita hidup sebagai manusia hanya dengan modal meyakinkan diri. Tidak ada yang betul-betul tau tentang apa yang akan kita hadapi di masa yang akan datang. Jangan jauh-jauh masa depan, apa yang akan kita alami 5 menit kemudian saja kita tidak tau, yang bisa kita lakukan hanyalah meyakinkan diri bahwa akan ada hari bahagia, bahwa semua yang kita langitkan pasti ada waktunya bisa terwujud. Bahwa moment indah itu lebih banyak jika harus dibandingkan dengan kesedihan. Hanya dengan keyakinan itu kita masih bisa bertahan sampai detik ini.

Jadi kalau kalian sometimes menemukan seseorang bahagia dengan cara yang ia pilih, maka bersyukurlah. Bersyukur karena akhirnya ia bisa menemukan alasan baru untuk tetap berjuang dengan hidupnya dan tidak menyerah pada mimpinya. Gausah menilai apalagi memaksakan standart bahagia kamu harus diikuti oleh dia.

Semua cara yang dilakukan orang untuk berbahagia dan merayakan kehidupannya itu normal temen-temen. Mungkin menurut kalian agak aneh karena sedikit berbeda dari kebanyakan orang, tapi at least semua orang hanya berjuang untuk bertahan hidup. Kalau bagi aku sendiri, tidak ada standart normal dan ketidak normalan untuk cara dan langkah membebaskan diri dari belenggu kehidupan.

Ingat ya, dia yang kamu nilai kebahagiaannya itu, sudah berjuang sangat keras hingga akhirnya menemukan satu alasan yang bisa membuatnya kembali bangun di pagi hari. Kebahagiaan adalah alat untuk membuatnya bertahan. Dan dia layak untuk itu, sangat layak.


Bahagia bukanlah tujuan, kamu bisa menikmatinya di tengah perjalanan menuju apa yang kamu cita-citakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun