Mohon tunggu...
Nurul Mahmudah
Nurul Mahmudah Mohon Tunggu... Guru - Generasi Sandwich Anak Kandung Patriarki

Si sanguinis yang sering dibilang absurd. Aku tukang rebahan yang berharap bisa memberikan perubahan untuk Negara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Self Acceptance, Yuk Menerima Diri Sendiri

16 Juni 2021   15:32 Diperbarui: 16 Juni 2021   15:45 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Self Acceptance"

Sebuah kata yang sangat mudah diucapkan, bahkan aku dengar hampir ribuan kali dari orang-orang disekelilingku. Tapi jujur, bukanlah hal mudah untuk menerapkannya.

Meski tak menjadi saksi langsung, kurasa sudah sangat banyak yang mengetahui tentang kisahku, siapa aku, baik dimasa lalu maupun masa sekarang. Ada yang mengenalku dengan telinga mereka, dan ada juga yang memahamiku dengan mata sebagai saksi.

Sebuah kisah luar biasa menghantamku diusia yang (menurutku) masih sangat muda. Sweet Seventeen, 17 tahun, adalah usia paling ditunggu-tunggu bukan?. Tapi, tidak untukku. Bagiku, 17 tahun adalah tahun tergelap dan penuh badai yang berhasil aku lalui.

Ketika aku berkata, "Self Acceptance" bukanlah hal yang mudah, bukan berarti aku tidak bisa melaluinya. Hanya, dari pengalamanku, aku membutuhkan waktu yang cukup panjang sampai akhirnya bisa menyelami makna "self acceptance" dan berdamai dengan masa lalu.

Pernah dengar kalimat ini?

"Sebuah kaca yang pecah tidak akan bisa kembali seperti bentuknya yang semula".

Dulu, aku menggunakan kalimat ini untuk membela posisiku yang rapuh, seolah aku memang tidak akan benar-benar bisa bangkit dan pulih. Kali ini, ku akui bahwa kalimat itu dulu kugunakan hanya sebagai alibi karena aku enggan menatap masa depan. Karena aku enggan beranjak dari keterpurukan, dan aku tak memiliki semangat untuk menjadi lebih baik. Itulah alasan kenapa kugunakan kalimat diatas setiap bab terakhir aku menceritakan kisahku.

Perlu beberapa tahun hingga akhirnya aku bisa menerima ini semua. Banyak fase yang harus kulewati. Fase pertama dengan tahun penuh tangis, berganti menjadi penuh amarah, hingga akhirnya berujung penyesalan dan menyalahkan diri sendiri atas semua yang sudah terjadi. Memulai bangkit dengan masuk ke fase memaafkan semua yang telah berlalu, dan akhirnya bisa berdamai dengan yang kusebut masa lalu itu.

Hari ini, semuanya sudah berbeda.

"Sebuah kaca yang pecah memang tidak akan bisa kembali semula, tapi.... Ditangan orang yang tepat dia akan menjadi karya baru yang lebih indah,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun