[caption id="attachment_335946" align="aligncenter" width="565" caption="Ilustrasi/Kompasiana (tribunnews.com)"][/caption]
Tak ada yang perlu ditutup-tutupi. Ungkapkan saja apa yang Anda lihat dan dengar di Aceh ini tentang sebuah cerita. Cerita yang dibangun dari stigma orang- orang asing!
Qanun, syariat, Islam, pemberontakan. Apa lagi? Bebas dan terserah Anda!
Kami senang menertawakan stigma dan duka ditemani secangkir kopi. Kecuali Tsunami yang meluluhlantahkan jiwa dan hati kami 10 tahun lalu. Pantang bagi kami menertawai itu. Perih! Sangat perih mengingatnya.
Tertawalah! Kami suka menertawakan diri dan Anda orang asing. Bincangkan saja tentang kanun di negeri kami. Semua hanya kekonyolan yang begitu elok untuk kami tertawai bahkan tak sungkan kami terbahak- bahak sambil menyeruput kopi kami yang terkenal.
Setiap hari kami tak pernah merasakan apa yang Anda lihat dan dengar wahai orang asing. Mainlah ke sini, kami siap menyambut Anda dengan rentetan cangkir kopi dan alam kami yang elok.
Berbincang sampai pagi. Dari ujung Sabang sampai batas Medan. Kami rela berbagi.
Soal pemimpin, kami pun punya cerita. Kisah pilu para pemimpin kami. Mau bicara korupsi? Kami punya!
Yang terhormat tuan pejabat kami juga punya cerita menarik dan bisa jadi renungan Anda, wahai orang asing. Soal "ngangkang" pasti bisa kami ceritakan pula kepada Anda. Datanglah! Peramu kopi kami siap melayani Anda semalam suntuk.
Banda Aceh 1152014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H