Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rizal Mallarangeng: Obama Persis SBY

20 Maret 2010   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_98049" align="aligncenter" width="500" caption="Diskusi Freedom Institute (freedom-institute.org)"][/caption] Kedatangan Obama yang akhirnya ditunda hingga bulan Juni 2010 nanti, tak menyurutkan dan tidak menghilangkan momentum untuk mendiskusikan atau membicarakan terkait rencana kedatangan Presiden AS itu. Penundaan Obama ke Indonesia dikarenakan adanya persoalan tentang reformasi kesehatan di AS yang menurut Obama perlu perhatian khusus dan harus menjadi prioritas kebijakannya untuk mereformasi sektor kesehatan di negaranya itu. Sosok Obama dikenal sebagai sosok yang ramah dan friendly bagi kerabat maupun rakyatnya sendiri serta masyarakat dunia yang begitu banyak berharap kepadanya. Kharismatik Obama, tumbuh dari cara ia berpidato atau berorasi ketika menyampaikan sesuatu kepada rakyatnya dan dunia. Good Speech, begitu orang sering memujinya. Saat Obama berpidato, sudah dipastikan, orang yang mendengarkan dan menonton pidato itu akan terdiam dan menyimak penuh khidmat, sehingga apa yang diucapkan dan disampaikan Obama akan dengan mudah diterima oleh orang banyak. Selain itu, Obama menjadi tontonan dan aktor politik dunia yang sangat cerdas dan masih muda. Latar belakangnya yang multikultural dan multireligi menyebabkan ia dipercaya dapat benar-benar menjadi seorang yang dapat menyebarkan virus demokrasi. Obama dan SBY Di Indonesia sendiri, kita punya banyak pemimpin yang tak kalah baiknya dengan Obama, baik itu dalam teknik berpidato dan kharismatiknya yang mendunia. Contohnya, Soekarno, Presiden pertama Indonesia dan sang proklamator itu, tentunya tak diragukan lagi kemampuannya. Dunia pun mengakuinya sebagai pemimpin yang besar. Begitupula dengan pemimpin atau presiden Indonesia lainnya yang memiliki keunggulan yang variatif dan berbeda satu sama lainnya. [caption id="attachment_98050" align="alignleft" width="300" caption="Obama dan SBY (KOMPAS)"][/caption] SBY, sebagai presiden yang telah dua periode memangku jabatan sebagai presiden Indonesia, banyak mendapatkan pendapat dan pandangan yang beragam dalam menilai sosok dirinya. Santun, berwibawa dan kharismatik, merupakan pendapat orang ketika diminta menggambarkan seperti apa sosok SBY itu. Namun ada juga yang menilai, SBY itu pemimpin yang lamban, banyak berpikir, dan mudah mengeluh. Dalam hal ini, Rizal Mallarangeng, seorang yang pernah ikut dalam barisan pasukan kampanye SBY-Boediono ketika Pilpres waktu tahun lalu, mengatakan, "Obama persis SBY", katanya, pada sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Freedom Institute, Jum'at malam (19/3). Diskusi itu mengambil tema "Obama, Indonesia dan Demokrasi Modern" yang diselenggarakan di Perpustakaan Freedom Institute, Jl.. Proklamasi No.41 Menteng Jakarta Pusat. Hadir juga dalam diskusi itu, Ulil Abshar Abdalla sebagai pembicara dan Arianto A. Patunru sebagai moderator serta Rizal Mallarangeng sebagai pembicara dan juga sebagai tuan rumah, Freedom Institute. Rizal, lebih lanjut mengatakan bahwa sosok SBY sangat mirip dengan Obama. tentunya tidak dalam semua hal, apa yang dikatakan Rizal ini sedikit menyindir SBY karena ia menyamakan SBY dengan Obama yang suka berpikir dan mempertimbangkan sesuatu tapi jarang dan lambat dalam mengeluarkan keputusan dan kebijakan. Selain itu, kata rizal "Obama adalah sosok yag ramah namun cool, maksudnya bukan cool anak muda, tapi cool di sini artinya dingin, persis dengan SBY", diiringi dengan senyuman khas Rizal dan tawa para peserta diskusi. Maksud Rizal bahwa Obama adalah orang yang ramah tapi dingin, ini adalah sikapnya yang dingin kepada setiap orang, namun tetap ramah, ini dua hal yang berbeda. SBY pun demikian, ia sangat ramah tapi tetap saja menyimpan sesuatu di dalam dirinya  yang terekspresi lewat sikap yang dingin. Pada diskusi itu, Ulil, juga menuturkan pentingnya Indonesia menjalin kerjasama lebih dekat. "saya kecewa dan menyayangkan ada yang menentang Obama", kata Ulil, yang merespon terkait banyaknya demo yang menentang kedatangan Obama. Rizal yang banyak bicara pada malam itu, sangat mengharapkan Obama berhasil dalam memimpin negaranya karena jika Obama gagal menjalankan tugas-tugasnya yang terangkum dalam visi dan misinya, akan terjadi krisis kepercayaan masyarakat akan sosok orang kulit hitam untuk menjadi pemimpin. "Jika Obama gagal, sudah dipastikan masyarakat AS tidak akan percaya lagi dengan orang kulit hitam menjadi pemimpin apalagi menjadi presiden, kalo yang pinter (Obama) gagal, apalagi yang bego" ucap Rizal dengan penuh keseriusan. Ia juga mengharapakan itu terjadi pada SBY. "Walapaun saya dari Golkar, tapi saya tetap berdoa dan berharap SBY berhasil, karena jika tidak, ini akan timbul krisis kepercayaan" ujarnya. ia menilai, jika SBY gagal, maka sulit lagi mengharapkan kepercayaan masyarakat kepada orang-orang yang akan maju sebagai presiden jika nantinya SBY gagal dan turun, karena SBY pada Pemilu kemarin didukung oleh separuh lebih rakyat Indonesia. "Jika orang yang dapat dukungan banyak seperti SBY saja gagal, bagaimana dengan yang mendapatkan dukungan sedikit", katanya di akhir diskusi. NuruL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun