Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Heboh Peti Mati di Pagi Hari!

6 Juni 2011   04:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:49 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_114561" align="aligncenter" width="620" caption="Karyawan melihat peti mati yang dikirim untuk Kompas.com, Senin (6/6/2011), dari orang tak dikenal dengan identitas www.restinpeacesoon.com (KOMPAS.com/Fikria Hidayat)"][/caption] Sekitar jam 09:30 wib pagi ini, beberapa petugas keamanan Kompas Gramedia Palmerah Selatan, masuk ke ruangan redaksi KOMPAS.com di lantai 5. Tidak seperti biasanya banyak petugas keamanan bersamaan masuk ke ruangan redaksi. "Ada apa gerangan?" kataku. Tidak lama para petugas tersebut membuka gudang tempat penyimpanan barang-barang divisi Marcomm dan sebuah peti mati berukuran kecil menyambut tepat di depan pintu gudang. Seketika, suasana kantor menjadi heboh dan gaduh. Mata yang tadinya masih mengantuk, sekejap menjadi melotot dan kaget juga melihat ada peti mati masuk kantor. Di atas peti terdapat tulisan: "Kepada YTH Mr. Edi Taslim Vice Business Director KOMPAS.com ......." dan ada juga tulisan "you are number: #661" Ya... Peti tersebut ditujukan untuk mas Edi Taslim (ET), General  Manager Business Kompas.com. Mas ET, mengatakan bahwa ini mungkin sebuah strategi marketing restinpeacesoon.com yang melakoni bisnis peti mati. Namun, ia pun belum yakin. "ini bisa strategi marketing, atau juga bisa sebuah teror" katanya sambil tersenyum melihat-lihat isi peti mati untuknya yang bertabur bunga. Lucunya, kiriman peti mati itu tidak hanya diterima mas ET, tapi juga diterima oleh banyak awak media di Indonesia. Daniel Rembeth (Jakarta Post), Andrew Darwis (CEO Kaskus), dan Suryopratomo (Direktur Pemberitaan Metro TV), Ndoro Kakung (blogger)adalah nama-nama yang juga mendapatkan kiriman serupa. (KOMPAS.com) Saya sendiri sempat kroscek website www.restinpeacesoon.com itu dan hasilnya, web tersebut masih dalam tahap pengembangan. Namun saya menemukan akun Twitter mereka di @restinpeacesoon. Hebat! dalam waktu beberapa menit akibat pemberitaan media yang dikirimi peti mati itu, akun Twitternya dapat "meraup" puluhan follower. [caption id="attachment_114559" align="aligncenter" width="613" caption="Situs restinpeacesoon.com"][/caption] [caption id="attachment_114564" align="aligncenter" width="602" caption="Akun Twitter @restinpeacesoon"][/caption] Cukup menghebohkan memang dan terkesan menyeramkan. Tapi jika ini benar-benar strategi marketing, hal tersebut dapat dikatakan berhasil karena menyedot perhatian media dan publik dalam waktu singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun