Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BRIC !

22 Juni 2009   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:02 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brazil, Rusia, India, China, keempat negara ini pada pekan kemarin melakukan pertemuan di Yekatirenburg, Rusia. Ada apa gerangan keempat negara ini berkumpul ?, ternyata pertemuan dan berkumpulnya negara-negara ini untuk melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRIC, demikian mereka menamakan perkumpulan empat negara ini. Keempat negara yang menamakan mereka BRIC, saat ini merupakan kekuatan ekonomi dunia yang memiliki 15 % kekuatan ekonomi dunia dan memiliki 40 % dari cadangan keuangan dunia (Tempo, 17/6). Keempat negara ini juga merupakan negara-negara yang paling masif dalam pertumbuhan ekonomi sehingga mereka dijuluki New Emerging Country, terutama China dan India. Bahkan, menurut laporan Goldman Sachs, keempat negara ini akan mengambil alih posisi tujuh negara maju G-7 pada tahun 2032, jauh lebih cepat daripada perkiraan semula (2040). China akan menyalip AS pada 2027 dan India akan menyamai AS pada 2050. Pada 2050, PDB China diperkirakan 70,71 triliun dollar AS atau 84 persen lebih besar daripada PDB AS yang diperkirakan 38,514 triliun dollar AS waktu itu. Sementara PDB India diperkirakan 37,66 triliun dollar AS. Pada 2050 itu, baik PDB China maupun India juga akan melampaui kombinasi PDB G-7 di luar AS, yang pada saat itu diperkirakan 27,52 triliun dollar AS. Di luar BRIC, ada sebelas negara lain (N-11) yang diperkirakan juga akan berperan penting membentuk peta geoekonomi baru pada pertengahan abad, yakni Banglades, Mesir, Indonesia, Iran, Korsel, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Turki, dan Vietnam. (Kompas, 19/6) KTT pertama BRIC ini dilakukan untuk membahas dan mendiskusikan tentang pertumbuhan ekonomi keempat negara itu dan ingin membentuk tatanan dunia baru serta protes mereka terhadap penyelesaian krisis ekonomi saat ini yang dilakukan oleh AS dan UE. Pertumbuhan ekonomi, merupakan hal paling "wajib" dibahas dalam KTT ini, guna membuat strategi agar ekonomi mereka tahan akan badai krisis finansial belakangan ini. Krisis finansial telah berdampak pada perekonomian mereka, aktivitas ekspor mereka belakangan ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama China yang mengandalkan ekspor barang dan jasa nya ke wilayah AS mengalami penurunan yang berdampak pada pendapatan negara. Rusia, minyak dan gas yang merupakan hasil utama negara itu pun sepi pembeli, hanya dari wilayah Eropa dan Asia yang masih bisa diandalkan menjadi pelanggan mereka, sedangkan dari pesanan dari AS mengalami penurunan padahal AS merupakan pasar yang besar. Brazil dan India mengalami hal serupa dengan China dan Rusia. Tatanan Dunia Baru, ini merupakan gagasan BRIC yang bisa dibilang sebagai rasa ketidakpuasan mereka terhadap tatanan dunia saat ini yang selalu di dominasi oleh AS dan UE. "Gebrakan" BRIC saat ini diperkirakan menjadi kekuatan baru dunia bahkan dapat menggusur kekuatan dunia saat ini yaitu UE, AS dan Jepang dalam perekonomian, seperti yang diperkirakan Goldman Sachs diatas. Protes, sikap ini ditujukan khususnya oelh AS dan UE yang mereka nilai tidak becus dalam menyelsaikan krisis ekonomi. Mereka juga berinisiatif untuk melakukan perombakan di tubuh PBB serta mengusahakan agar Dollar AS dan Euro (mata uang UE), tidak lagi dijadikan mata mayoritas dalam transaksi internasional. IMF dan Bank dunia pun ikut kena sasaran, kedua lembaga ini dinilai tidak merepresentasikan dunia, karena kedua lembaga ini yang dari awal pembentukan hanya didominasi dan dikuasai oleh AS dan UE, sehingga segala kebijakan dan tindakan IMF dan Bank Dunia selalu meprioritaskan negara-negara maju dan hanya menjadi benalu bagi negara-negara berkembang dan miskin yang sebenannya menjadi prioritas kedua lembaga ini. Kegigihan BRIC untuk lebih mempunyai dan bersuara "nyaring" di dunia ini perlu diapresiasi ditengah kebuntuan negara-negara lain termasuk AS dan UE yang "kewalahan" menangani krisis finansial. Namun apakah BRIC ini nantinya akan benar-benar mampu menjadi solusi dunia dan menjadi kekuatan dunia baru seperti diperkirakan banyak pihak. NuruL

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun